Silsilah Ilmiah Belajar Tauhid - Halaqah 1 - 5
Halaqah yang pertama
dari silsilah belajar tauhid adalah tentang mengapa
harus belajar tauhid ?.
Belajar tauhid merupakan kewajiban setiap
muslim baik laki-laki maupun wanita, karena Allah menciptakan manusia dan jin
adalah hanya untuk bertauhid, yaitu mengesakan ibadah kepada Allah.
Allah berfiman:
ﻭَﻣَﺎ ﺧَﻠَﻘْﺖُ ﺍﻟْﺠِﻦَّ ﻭَﺍْﻹِﻧْﺲَ ﺇِﻻَّ ﻟِﻴَﻌْﺒُﺪُﻭﻥ
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia
kecuali untuk beribadah kepadaku”. (Q.S. Adz-Dzariat [51] : 56).
Oleh karena itu Allah mengutus para rasul
kepada setiap umat. Tujuannya adalah mengajak mereka kepada tauhid.
Allah berfirman :
ﻭَﻟَﻘَﺪْ ﺑَﻌَﺜْﻨَﺎ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﺃُﻣَّﺔٍ ﺭَﺳُﻮﻟًﺎ ﺃَﻥِ ﺍﻋْﺒُﺪُﻭﺍ
ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﺍﺟْﺘَﻨِﺒُﻮﺍ ﺍﻟﻄَّﺎﻏُﻮﺕَ ۖ …
“Dan sungguh-sugguh telah kami utus kepada
setiap umat seorang rasul yang berkata kepada kaumnya sembahlah Allah dan jauhilah
thagut”. (Q.S. An-Nahl [16] : 36).
Makna thagut adalah segala sesembahan
selain Allah. Oleh karena itu seorang muslim yang tidak memahami tauhid yang
merupakan inti ajaran islam maka, sebenarnya dia tidak memahami agamanya
meskipun telah mengaku mempelajari ilmu-ilmu yang banyak.
Halaqah yang kedua dari silsilah belajar tauhid adalah tentang tauhid syarat mutlak masuk surga.
Saudaraku, orang yang menginginkan kebahagiaan
disurga, maka dia harus memiliki moda yang satu ini, yaitu tauhid. Tidak akan
masuk surga kecuali orang-orang yang bertauhid. Orang yang bertauhid pasti akan
masuk surga meskipun mungkin sebelumnya dia diazab terlebih dahulu didalam
neraka karena dosa-dosa yang pernah dilakukan didunia.
Nabi
shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،
وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَأَنَّ عِيْسَى عَبْدُ الله
وَرَسُوْلُهُ، وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوْحٌ مِنْهُ
وَالْجَنَّةَ حَقٌّ وَالنَّارَ حَقٌّ أَدْخَلَهُ الله الجَنَّةُ عَلَى مَا كَانَ
مِنَ الْعَمَلِ
“Barang siapa
yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah
kecuali Allāh, tidak ada sekutu bagiNya dan bersaksi bahwasanya Muhammad adalah
hambaNya dan juga RasulNya dan bersaksi bahwasanya ‘Isa adalah hamba Allāh dan
juga RasulNya dan kalimatNya yang Allāh tiupkan kepada Maryam dan ruh dari
Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan bersaksi bahwasanya surga adalah benar dan neraka
adalah benar maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan memasukan dia ke dalam surga,
sesuai dengan apa yang telah dia amalkan.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadits
yang lain, Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
فَإِنَّ الله قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ
إِلاَّ الله . يَبْتَغِى بِذَلِكَ وَجْهَ الله
“Maka sesungguhnya Allah telah mengharamkan
neraka bagi orang-orang yang mengatakan laa ilaaha illallah yang dia
mengharap dengan kalimat tersebut wajah Allah”. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu tidak heran jika prioritas
dakwah para rasul dan orang-orang yang mengikuti mereka adalah tauhid.
Halaqah yang ketiga
dari silsilah ilmiah belajar tauhid adalah tentang
bahaya kesyirikan.
Tahuid adalah amalan yang paling Allah cintai,
sebaliknya syirik yaitu menyekutukan Allah didalam beribadah adalah amalan yang
sangat Allah murkai. Allah memang maha pengampun, akan tetapi apabila seseorang
meninggal dunia dalam berbuat syirik besar kepada Allah, maka Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik tersebut. Akibatnya dia kekal didalam neraka selama-lamanya
dan tidak harapan baginya untuk masuk kedalam surga Allah. Dan sungguh ini
adalah kerugian yang tidak ada kerugian yang lebih besar kerugian tersebut.
Allah berfirman :
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻟَﺎ ﻳَﻐْﻔِﺮُ ﺃَﻥْ ﻳُﺸْﺮَﻙَ ﺑِﻪِ ﻭَﻳَﻐْﻔِﺮُ ﻣَﺎ ﺩُﻭﻥَ
ﺫَٰﻟِﻚَ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺸَﺎﺀُ ۚ
“Sesungguhnya Allah
tidak akan mengampuni dosa syirik dan masih mengampuni dosa yang lain bagi
siapa yang dikehendakinya”. (Q.S. An-Nisa [4] : 48).
Allah juga berfirman :
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِالله فَقَدْ حَرَّمَ الله عَلَيْهِ
الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya barang siapa yang menyekutukan
Allah maka Allah mengharamkan baginya surga dan tempat kembalinya adalah neraka
dan tidak ada penolong bagi orang-orang yang zalim”. (Q.S. Al-Maidah [5] : 72).
Oleh karena itu hati-hatilah saudaraku
terhadap dosa yang satu ini. Terkadang seseorang terjerumus kedalamnya
sedangkan dia tidak menyadarinya. Bentengilah dirimu dengan perisai ilmu agama,
belajarlah dan berdo’alah kepada Allah dengan sejujur-jujurnya. Semoga Allah
melindungi kita dan keluarga kita dari perbuatan syirik.
Halaqah yang keempat dai silsilah ilmiah belajar tahuid adalah tentang syirik membatalkan amal.
Pernahkan anda kehilangan file data berharga
hasil kerja keras anda selama berhari-hari atau berbulan-bulan atau
bertahun-tahun. Bagaimana persaan anda saait itu ? sedih bukan. Terkadang
seseorang berani untuk membayar jutaan rupiah asal file tersebut kembali.
Saudaraku syirik adalah dosa besar yang bisa membatalkan amal seseorang.
Allah berfirman :
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ
أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (65)بَلِ الله فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ
الشَّاكِرِينَ (66)
“Dan sungguh-sungguh
telah diwahyukan kepadamu, wahai Muhammad kepada orang-orang sebelummu, bahwa
apabila kamu berbuat syirik, maka kamu sungguh akan abatal amalanmu dan jadilah
kamu termasuk orang-orang yang merugi. Maka sebahlah Allah saja dan jadilah
kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”. (Q.S. Az-Zumar [39] : 65-66).
Didalam ayat ini disebutkan seorang nabipun
akan batal amalannya apabila ia berbuat syirik. Oleh karena itu jagalah
alamalan yang sudah anda tabung bertahun-tahun, jangan biarkan amalan anda
hilang bergitu saja karena kejahilan anda terhadap tauhid dan syirik.
Terkadang perbuatan yang kita anggap biasa
bisa menghancurkan amalan sebesar gunung dan belum tentu ada waktu lagi untuk
menabung kembali.
Halaqah yang kelima dari silsilah belajar tauhid adalah tentang taubat dari kesyirikan.
Orang yang berbuat syirik dan meninggal dunia
tanpa bertaubat kepada Allah maka, dosa syiriknya tidak akan diampuni, namun
apa bila dia bertaubat sebelum meninggal maka Allah akan mengampuni dosanya
bagaimanapun besar dosa tersebut. Taubat nasuha adalah taubat yabg terpenuhi
didalamnya tiga syarat berikut :
1. Menyesal
2. Meninggalkan
perbuatan tersebut
3. Bertekad kuat
untuk tidak mengulangi lagi
Allah berfirman :
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا
تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ الله إِنَّ الله يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ
هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah wahai hamba-hambaku yang telah
melampaui batas terhadap dirinya sendiri dengan berbuat dosa janganlah berputus
asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya,
sesungguhnya dia maha pengampun lagi maha penyayang”. (Q.S. Az-Zumar [39] :
53).
Rasūlullāh
shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
إِنَّ الله يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ
“Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama ruh belum
sampai ke tenggorokan”. (HR. Tirmidzi & Ibnu Majah dan dihasankan oleh
Syaikh Al-Albany rahimahullāh)
Para sahabat nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam tidak semuanya
lahir dalam keadaan islam, bahkan banyak diantara mereka yang masuk islam
ketika sudah besar dan sebelumnya bergelimang dalam kesyirikan. Supaya tidak
terjerumus kembali kepada kesyirikan maka, seseorang harus mempelajari tauhid
dan memahaminya dengan baik serta mengetahui jenis-jenis kesyirikan sehingga
bisa menjauhinya.