10 + 1 Sebelum Puasa
1. Tradisi Padusan
Menjelang bulan suci Ramadhan kaum muslimin di Indonesia melakukan ritual Padusan, mereka anggap itu untuk membersihkan jiwa dan raga agar terbebas dari segala dosa. Ini adalah budaya yang tidak sesuai dengan Islam. Islam tidak pernah mengajarkan membersihkan dosa dengan cara padusan.
2. Nyekar
Ziarah kubur termasuk amal mulia dalam Islam, karena ziarah kubur bisa mengingatkan orang akan kematian. Islam memberikan kelonggaran untuk melakuakan ziarah kubur di waktu kapan pun, karena itu tidak boleh membatasinya hanya ketika menjelang Ramadhan.
3. Membangunkan Sahur
Banyak daerah memiliki cara berbeda untuk menunjukkan waktu sahur. Ada yang memukul tiang listrik, kentongan, teriak-teriak sambil membawa rebana, dll. Padahal Islam telah memiliki cara sendiri untuk menunjukkan waktu sahur yaitu adzan awal sebelum shubuh. Lebih baik kita melakukan sunnah daripada melakukan tindakan yang mengganggu istirahat masyarakat.
4. Waktu Imsak
Sebagian kaum muslimin beranggapan bahwa batas waktu makan dan minum adalah imsak. Yang benar justru sebaliknya, 10 menit sebelum shubuh adalah waktu terbaik untuk makan sahur. Tabi’in yang Mulia ‘Amr bin Maimun rahimahullaah berkata,
كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَعْجَلَ النَّاسِ إِفْطَارًا وَأَبْطَأَهَمْ سُحُورًا
“Dahulu para Shahabat Rasūlullāh ﷺ paling cepat berbuka dan paling lambat makan sahur.” (Diriwayatkan Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubro: 8127).
5. Mengeraskan Bacaan Niat Puasa
5. Mengeraskan Bacaan Niat Puasa
Niat letaknya di hati, bukan di lisan. Karena inti niat adalah keinginan untuk melakukan suatu amal, jika seseorang sudah ada keinginan berarti dia sudah berniat. Rasūlullāh ﷺ tidak pernah mencontohkannya (niat yang dilisankan).
6. Sikat Gigi ketika Puasa
Sikat gigi ketika puasa hukumnya dibolehkan. Hanya saja perlu diwaspadai ketika menggunakan pasta gigi, jangan sampai ada bagian yang tertelan. Rasūlullāh ﷺ menganjurkan untuk menjaga kebersihan mulut,
السِّوَاكُ مَطْهَرَةٌ لِلْفَمِ ، مَرْضَاةٌ لِلرَّبِّ
“Siwak itu membersihkan mulut dan mendekatkan pada ridha Allaah.” (HR. An Nasa-i dan Ahmad, shahih).
7. Muntah Ketika Puasa
7. Muntah Ketika Puasa
Muntah tanpa disengaja tidak membatalkan puasa sedangkan muntah yang disengaja puasanya batal. Jika kita merasa perutnya mual dan akan keluar sesuatu maka jangan memaksakan diri untuk memuntahkannya.
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda,
مَنْ ذَرَعَهُ قَىْءٌ وَهُوَ صَائِمٌ فَلَيْسَ عَلَيْهِ قَضَاءٌ وَإِنِ اسْتَقَاءَ فَلْيَقْضِ
“Barangsiapa yang muntah menguasainya (muntah tidak sengaja) sedangkan dia dalam keadaan puasa, maka tidak ada qadha’ baginya. Namun apabila dia muntah (dengan sengaja), maka wajib baginya membayar qadha’.” (HR. Abu Daud, no. 2380; Ibnu Majah, no. 1676; Tirmidzi, no. 720. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dha’if. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
8. Mencicipi Masakan
8. Mencicipi Masakan
Mencicipi masakan ketika sedang berpuasa selama tidak tertelan hukumnya boleh.
Ibnu Abbas radhiyallaahu ‘anhu,
لَا بَأسَ أَن يَذُوق الخَلَّ أو الشَيءَ مَا لَـم يَدخُل حَلقَه وهو صائم. رواه البخاري معلقا
“Tidak mengapa mencicipi cuka atau makanan lainnya selama tidak masuk ke kerongkongan.” (HR. Bukhari secara mu’allaq).
9. Tidur Berpahala
9. Tidur Berpahala
Apakah tidurnya orang berpuasa itu berpahala? Pertanyaan ini berasal dari hadits yang menyatakan "Tidurnya orang yang berpuasaa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, doanya adalah mustajab dan amalannya pun akan dilipatgandakan". Namun hadits ini statusnya palsu, ada perawi yang bergelar pendusta.
10. Bekam dan Donor Darah Ketika Puasa
Mengeluarkan darah ketika puasa tidak membatalkan puasa. Dalilnya nabi ﷺ memberikan keringanan untuk bekam ketika puasa hanya saja jika ini dikhawatirkan menyebabkan lemas, maka tidak dibolehkan. Shahabat Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu pernah ditanya, "Apakah kalian membenci bekam bagi orang yang berpuasa?" Anas mengatakan "Tidak kecuali jika bisa menyebabkan lemas" (dalam Shahih Bukhari). Bagi yang ingin bekam dan donor darah disarankan untuk dilakukan di malam hari atau mendekati waktu berbuka.
11. Kesalahan Doa Berbuka Puasa
Sebagian masyarakat Indonesia berbuka puasa dengan doa:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Riwayat di atas dikeluarkan oleh Abu Daud dalam sunannya no. 2358, dari Mu’adz bin Zuhroh. Mu’adz adalah seorang tabi’in. Sehingga hadits ini mursal (di atas tabi’in terputus). Hadits mursal merupakan hadits dha'if karena sebab sanad yang terputus. Syaikh Al Albani pun berpendapat bahwasanya hadits ini dho’if. (Lihat Irwaul Gholil, 4/38).
Doa shahih yang diajarkan Rasūlullāh ﷺ antara lain:
Doa shahih yang diajarkan Rasūlullāh ﷺ antara lain:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Dzahabazh Zhama-u, Wabtalatil ‘Uruuqu, Wa Tsabatal Ajru, Insyaa Allaah
“Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insyaaAllaah.” (HR. Abu Daud no. 2357. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Demikianlah 11 hal yang perlu diluruskan ketika puasa. Semoga Allaah memudahkan kita untuk meraih banyak pahala selama menjalankan ibadah di bulan mulia ini.
Sumber: https://youtu.be/wkYwRxFvTxA
“Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insyaaAllaah.” (HR. Abu Daud no. 2357. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Demikianlah 11 hal yang perlu diluruskan ketika puasa. Semoga Allaah memudahkan kita untuk meraih banyak pahala selama menjalankan ibadah di bulan mulia ini.
Sumber: https://youtu.be/wkYwRxFvTxA
Dikutip dari ISLAM YANG SEHAT
http://line.me/ti/p/%40xfp8851d