Rukun Iman I - Episode 1 - A Keberadaan Allah
Innal hamdalillaahi nahmaduhuu wa nasta’iinuhuu wa nastaghfiruh. Sungguh, segala puji bagi Allaah. Kita puji Dia, kita mohon pertolongan dan ampunan-Nya. Wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyi-aati a’maalinaa. Kita berlindung kepada Allaah, dari keburukan diri kita, dan dari keburukan amal perbuatan kita.
May yahdihillaahu fa laa mudhillalah. Wa may yudhlil fa laa haadiyalah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allaah, takkan ada seorang pun yang dapat menyesatkan. Dan barangsiapa yang dibiarkan sesat oleh Allaah, takkan ada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk.
Asyhadu al laa ilaaha illallaah. Wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu wa rasuuluh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allaah, dan Nabi Muhammad ﷺ adalah hamba dan utusan-Nya. Amma ba'du.
Ilmu tentang rukun iman dan rukun islam bukan sekedar tahu tapi kita juga harus tahu rinciannya.
Untuk saat ini jangan terlalu banyak mempelajari aliran-aliran sesat namun cukup mempelajari aliran sesat yang sedang buming seperti syi’ah, jill (jaringan islam liberal). Nah kita tidak perlu mempelajari semua aliran sesat sebagai contoh ada yang puasa ramadhannya 40 hari atau 34 hari ataupun i’dulfitrnya 4 hari lebih awal dari yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yang memang alirannya tidak cukup dikenal oleh masyarakat.
Jadi kita cukup fokus belajar islam aqidah yang sesuai dengan Qur’an ,hadist sesuai dengan pemahaman para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Meskipun kita paham Qur’an dan hadist namun pemahamannya tidak sesuai dengan para sahabat dan juga para muridnya maka percuma karena syi’ahpun ketika mereka membahas agama mereka maka mekerapun menyampaikan ayat Qur’an namun mereka penafsirannya menggunakan penafsiran masing-masing.
Jadi kita harus lebih fokus membuat penyaring dari pada mempelajari kotoran-kotoran (merupakan perumpamaan dari a Rizal)
- Penyaring itu merupakan ilmu agama yang benar
- Kotoran itu merupakan seluruh ajaran-ajaran yang sesat
Mending kita membuat penyaring kotoran tersebut dari pada sibuk mempelajari aliran sesat tersebut. Menuntut ajaran agam islam yang lurus karena kalo kita sudah membuat penyaring nya maka kita tidak akan mudah terbawa karena khawatirnya jika kita mempelajari ajaran tersebut sedangkan ilmu agama kita belum terlalu banyak untuk menaring ajaran tersebut.
Belajar tenatng syi’ah pun itu juga bagus namun bukan untuk dimalkan melainkan untuk mengetahui kesesatan dari ajaran tersebut namun jika tidak dimbangi dengan penyaring,ilmu agama ilsam yang lurus serta sehingga dikhawatirkan malah jadi membenarkan ajaran tersebut.
Nah sekarang kita sampai pada rukun iman pertama yaitu iman kepada Allah.
Nah apa itu rukun Iman kepada Allah ?
Jika ditanya “apasih iman kepada Allah itu ?”. Ada yang menjawab “ya kita percaya adanya Allah “. Kita jawab iya gitu sekedar mengimani Allah aja cukup emang ? Toh orang yahudi dan kristen juga percaya adanya Allah. Orang quraisy Makkah saat ditanya tentang siapa yang menciptakan langit dan bumi mereka jawabnya Allah.
Siapa tuhan arsy yang agung ? lihat Q.S. Al-Mu’minun [23] : 86-87 .
(87) سَيَقُولُونَ لِلَّهِ ۚ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ (86) قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِي
Katakanlah: "Siapakah Yang Mempunyai langit yang tujuh dan Yang Mempunya 'Arsy yang besar?". Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah". Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?" (Q.S. Al-Mu’minun [23] : 86-87).
Orang-orang musrik mekkah mejawab Allah, kalo begitu apa bedanya kita dengan orang-orang kafir dan musrik ? Kalau seandainya iman kita kepada Allah hanya cukup iman adanya Allah saja makanya tidak ada bedanya kita dengan orang musrik.
Jadi kita harus tahu iman kepada Allah itu pada sebenarnya ?
Iman kepada Allah mencarup 4 hal yang harus kita semua pahami namun untuk saat ini hanya akan dibahas satu point saja yaitu mempercayai adanya Allah.
Tapi sekali lagi tidak cukup hanya dengan memperacai adanya Allah, karena orang-orang musrikpun percaya adanya Allah kecuai orang-orang atheis. Itu satu-satunya yang tidak percaya adanya tuhan. Nah oleh karena itu kita wajib meyakini adanya Allah dan jika kita tidak meyakini adanya Allah maka kita termasuk orang musrik ataupun atheis.
Kita percaya kalo Allah itu ghaib, dia itu maha ghaib. Nah apa itu ghaib ? Ghaib itu bukan tidak ada terjemahnya tapi ghaib itu artinya adalah tidak terlihat oleh mata. Ada tapi tidak terlihat oleh mata seperti jin, kenapa jin ghaib karena tidak terlihat oleh mata kita dan kita wajib percaya kalau jin itu ada karena Allah bilang sendiri dalam Al-Qur’an bahwa jin itu ada. Liha surat Q.S. Al-Jin [72].
Nah Allah adalah tuhan kita,pencipta kita, kita yakin adanya Allah tapi kita meyakini bahwa Allah itu ghaib yaitu tidak bisa dilihat di dunia ini tapi di akhirat sebagaimana hadist shahih riwayat muslim
Nabi ﷺ bersabda : “Nikmat terbesar di surga adalah jika seseorang bisa memandang wajah Allah”.(H.R. Muslim). Insya Allah di akhirat kita bisa melihat Allah kalo kita termasuk orang yang masuk surga”.
Itu kata Nabi ﷺ sendiri maka kita imani hal ini, maka kita tahu Allah itu pasti ada yakin namun Allah ghaib dari kita. Kita ga bisa melihat Allah didunia ini tapi Insya Allah diakhirat mudah-mudahan kita bisa melihat Allah kalau kita termasuk orang-orang yang masuk surga ya Amin Ya Allah
Sekarang di sini ada sebuah hadist shahih riwayat muslim dan ahmad namun ini lafadznya dari Imam Ahmad yang di shahihkan oleh Syakih Abu Abdul Rahman. Apa isi hadistnya ? Dan ini banyak banget kita terbisikan oleh hadist ini dari waktu kita kecil atau mungkin sampe sekarang namun kurang di asupi dengan ilmu agama jadi mudah terkena ini.
Nabi ﷺ bersabda : “Sesungguhnya salah seorang diantara kalian akan di datangi syetan kemudian syetan tersebut berkata siapa yang menciptakan kamu lalu dirinya menjawab Allah kemudian syetan berkata lagi maka siapa yang menciptakan Allah”.(H.R. Muslim dan Ahmad).
Nah yang kayak gini bisa membuat iman kita hancur denga syubhat. Apa itu syubhat ?
Syubhat adalah pemikiran-pemikiran sesat yang di bungkus oleh syetan atau oleh para pengikutnya dengan perkaktan-perkatan baik, yang indah atau logis sehingga kita yang imannya masih lemah bisa menganggap bahwasannya pemikiran itu benar. Ya ini aja pertanyaan syetan ini kalau kata orang-orang yang atheis ini seakan-akan logis banget ya dimana syetan berkata “siapa yang menciptakan kamu ?” Mekera jawab “Allah” syetan bertanya lagi “siapa yang menyiptakan Allah ? Masa tidak ada yang menciptakan sih” tuhkan kalau orang imannya lemah pasti ngedengerin itu akan berkata “iya juga ya” nah inilah definisi syubhat pemikiran sesat yang dibungkus dengan kalimat-kalimat yang menarik sehingga bisa mempengaruhi dan bisa meguncang iman kita.
Kemudian apa kata Nabi ﷺ luat biasa banget. Nabi ﷺ mengajarkan kita bagaimana cara kita menghilangkan syubhat tersebut. Kalau seandainya kita terbisiki oleh dengan syetan dengan hal tersebut yah memang sangat berkemungkinan besar bisa terpengaruhi karena Nabi ﷺ sendiri yang ngasih tahu bahwasannya syetan akan datang kekalian kemudian berkata hal tersebut apa solusinya kata Nabi ﷺ. Ini hadist yang komplitnya
Nabi ﷺ bersabda : “Sesungguhnya salah seorang diantara kalian akan di datangi syetan kemudian syetan tersebut bertanya : “siapa yang menciptakan kamu ?” Lalu dia menjawab “Allah”. Kemudian syetan bertanya lagi : “Maka siapa yang menciptakan Allah ?” Jika diantara kamu mendapati hal yang demikian, maka hendaklah dia baca “amantu billahi wa rasulih” (aku beriman kepada Allah dan RasulNya), maka godaan yang demikian itu akan segera hilang darinya”.(H.R. Ahmad).
Subhanallah Nabi ﷺ meyampaikan solusi yang paling tepat, paling singkat, mantep bangget. Kalau kita dibisiki dengan pemikiran syubhat seperti itu.
Contohnya : “Allah ko ga adil ya ?”
Maka kita langsung putus pemikiran tersebut sambil ucapkan “aku beriman kepada Allah dan rasulnya” beres. Kalau kita melakukan ini dengan penuh keyakinan, yakin bahwasannya hadist Nabi ﷺ ini bener maka beres tu. Kita ga usah memikirkan secara logika, kenapa ? Kalau kita terlalu banyak mikirin secara logika maka disitulah justru syetan akan lebih masuk lagi, akan lebih membisikan syubhat-syubhatnya kepada kita maka kita putus, singkat banget kan ?. Kita lagi mikirin yang jelek tentang Allah misalnya Naudzubillah bilang Allah ga adil, Allah kejam, ko Allah menciptakan neraka sih ? Padahal Allah baik. Pas kita lagi mikirin hal-hal tersebut maka langsung kita bilang “amantu billahi wa rasulih (aku beriman kepada Allah dan rasulnya)” yakin Allah itu maha sempurna, maha penuh hikmah dan aku ga pantes untuk berkata hal seperti ini.
Nah mudah-mudahan teman-teman faham ya. Inilah iman kepada Allah yang pertama yaitu iman adanya Allah. Sekali lagi yang tidak mengimani adanya Allah hanya orang atheis, semua agama mengimani adanya Allah walaupun mereka versinya berbeda-beda memanggil Allahnya tapi maksudnya mereka itu merujuknya kepada satu yaitu Allah. Jadi ga cukup kalau cuma imannya iman adanya Allah doang masih ada 3 point lagi yang harus kita bahas sehingga kita bener-bener iman kepada Allahnya sesuai dengan apa yang diajarkan Nabi ﷺ. Sedikit tambahan bagi yang emang mau main secara logika ada sedikit nih karena solusi dari syubhat tadi udah disampaikan, simpel banget tinggal bilang “amantu billahi wa rasulih” beres, tapi seandainya mau ngedebat denga orang-orang atheis tentang masalah ini ada satu perumpaan yang simpel, tapi ga usah ditiru ya. Teman-teman ga usah main-main sama orang atheis gitu, pengen ngedebat mereka ga usah. Kita amalkan aja hadist tadi, cuma katanya pertanyaan tadi logis banget ya. Syetan bilang “Siapa menyiptakan kamu?” Kita jawab “Allah. Syaitan betanya lagi : “Siapa yang meniptakan Allah ?” jadi weh kita bingung gitu ya. Seakan-akan pertanyaanya logis dan bertanyaan ini juga banyak ditanyakan oleh orang-orang jil (Jaringan Islam Liberal) juga, tapi coba dibalik sesungguhnya itu pertanyaan paling tidak logis, kenapa ? Karena kalau kita nanya siapa yang menciptakan kamu ? Allah maka otomastis kita akan nanya lagi “Siapa yang menciptakan pencipta Allah?” kalau kitanya siapa menciptakan pencipta Allah maka otomatis kita akan bertanyalagi “Siapa yang menyiptakan pencipta penciptanya Allah ?” terus aja ga ada endingnya. Kalau samapi ujungnya ga nemuin siapa nyiptain, nyiptain, nyiptain, nyiptain maka otomatis alam semesta ini ga akan jadi, karena alam semesta ini jadi karena ada pencipta. Sedangkan kalau penciptanya kita masih nanya siapa nyiptain, nyiptain dirinya, maka otomatis kita akan terus aja nanya kebelakang dan ga akan mungkin jadi alam semesta ini.
Perumpaan yang lain : misalnya saya akan membuat kueh, tapi sebelum membuat kueh ini saya bilang “tidak akan membuat kueh ini, kecuali kalau saya dibantuin orang lain” terus orang lain itu bilang juga “tidak akan ngebantuin kamu kalau saya egga dibantuin” terus orang ke-3 bilang juga “aku ga akan bantuin kalian kalau aku ga dibantuin juga” terus aja kebelakang ga ada satupun yang mau ngebantuin ya, maka akan jadikah itu kueh ? Tentu tidak akan pernah sama, kalau kita nanya “Siapa yang menciptakan Allah ?” maka kita akan nanya lagi “Siapa yang menciptakan penciptanya Allah” terus aja kebelakang, ujung-ujungnya ya alam semsta ga akan pernah jadi. Alam semesta ini akan jadi kalau ada satu pencipta yang mana pencipta itu ga pernah diciptakan dan dia sesuai dengan yang Allah sebutkan dalam firmannya :
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿١﴾ اللَّهُ الصَّمَدُ ﴿٢﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿٣﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿٤﴾
“(1).Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. (2). Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (3). Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. (4). Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. (Q.S. Al-Ikhlas [112] : 1-4).
Itulah pembahsannya, mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan silahkan didalemi dan dihayati.
Pemateri Abu Takeru
Ditulis oleh Iqbal Ramadhani