Rukun Iman I - Episode 1 DD - Nama Terindah Allah
Bismillaahi wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasuulillaah.
Innal hamdalillaahi nahmaduhuu wa nasta’iinuhuu wa nastaghfiruh. Sungguh, segala puji bagi Allaah. Kita puji Dia, kita mohon pertolongan dan ampunan-Nya. Wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyi-aati a’maalinaa. Kita berlindung kepada Allaah, dari keburukan diri kita, dan dari keburukan amal perbuatan kita.
May yahdihillaahu fa laa mudhillalah. Wa may yudhlil fa laa haadiyalah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allaah, takkan ada seorang pun yang dapat menyesatkan. Dan barangsiapa yang dibiarkan sesat oleh Allaah, takkan ada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk.
Asyhadu al laa ilaaha illallaah. Wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu wa rasuuluh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allaah, dan Nabi Muhammad ﷺ adalah hamba dan utusan-Nya. Amma ba'du.
Ya temen-temen seneng bisa ngebahas ini. Apa yang akan dibahas sekarang ? Ini adalah pembahasan yang luarbiasa karena ini adalah tujuan hidup kita sebagaimana Allah firmankan dalam Al-Qur’an
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat [51] : 56).
Kata Abdullah bin Abbas dalam tafisir Ibnu Katsir beliau menjelaskan salah satu subtansi menyembah Allah adalah dengan mengenalnya, maka akan dibahas tentang Asmaul Husna dan ini adalah materi yang sangat indah sekali. Namun tidak akan dibahas secara merinci terlalu banyak. Kalau mau dibahas mungkin akan di jadikan kajian rutin untuk pembahasan ini karena sungguh ini adalah puncak keilmuan, ga ada yang lebih mulia dari pada ilmu yang akan disampaikan pada saat ini. Semua ilmu islam itu mulia tapi ini adalah ilmu yang paling puncak kemuliannya. Sebelumnya diingatkan tentang materi 1 D Iman ke pada Allah point ke 4 adalah mengimani nama, sifat dan perbuatan Allah tanpa di serupakan dengan makhluk, tanpa ditanyakan bagaimana caranya, tanpa ditafsirkan kecuali kalau emang ada tafsirnya seperti misalnya Allah itu lebih dekat pada seseorang dari pada urat lehernya sendiri. Kita harus memahami ayat tersebut dengan tafsirnya yaitu apa ? Yaitu kata para ulama tafsir dan para sabat juga adalah ilmu Allah ya, jadi jangan sampai kita mengimani itu Allah nempel sama urat leher kita, itu ga boleh ya. Jadi kita imani aja apa yang ada di Al-Qur’an dan hadist sesuai dengan apa yang tertulis namun kalau ada tafsirnya maka kita ikuti tafisir tersebut. Kalau ga ada tafsirnya maka kita imani aja apa adanya. Contohnya seperti Allah bersemayam di atas ‘Arsy, karena ga ada tafsirnya maka kita imani aja seperi itu oke tanpa di serupakan dengan makhluk, tanpa ditanyakan dan juga tanpa ditafsirkan karena emang ga ada tafsirnya itu diimani gitu aja berses dan yang ke emapat tanpa didustakan juga. Jadi jangan sampai kita bilang “oh engga ga ada yang kayak gitu” lah kalau ngomong gitu berarti kita udah mendustakan.
Sekarang kita masuk ke point pertama ni penting banget ya : kita tidak boleh menamakan atau mengsifati Allah kecuali dengan apa-apa yang ada dalilnya dalam Qur’an dan hadist. Jadi kita ga boleh asal-asalan mengsifati Allah atau kita misalnya menamakan Allah dengan nama yang ga ada di qur’an dan hadist ga boleh. Contoh nauzubillah ya ini sekedar contoh supaya teman-teman harus berhati-hati. Misal ada orang yang bilang bahwasannya Allah punya perut nauzubillah, ada ga dalilnya ? Kalau emang ada dalilnya, maka kita imani tapi sejauh ini yang di ketahui ga ada satu hadist pun yang menyatakan bahwasannya Allah punya perut nauzubillah, maka kita ga boleh mengsifati Allah atau menamakan Allah kecuali dengan apa-apa yang ada dalilnya. Kalau nanti kita temuin ada dalilnya dan shahih, maka itulah yang kita imani. Namun kalau ga ada, maka jangan sekali-kali kita buat-buat. Nauzubillah ya misalnya ada orang bilang Allah menangis, entar dulu cari hadistnya ada ga ? Kalau ada kita imani, tapi kalau ga ada, maka kita ga boleh buat-buat ya Allah menangis itu ga boleh. Nanti ada orang yang bilang “Allah tertawa” eh ternyata tertawa itu ada hadistnya. Dalam hadist riwayat Al-Bukhari, Ahmad banyak banget ya dan ini hadistnya sangat populer banget, Nabi ﷺ pun saat menyampaikan hadist ini beliau ketawa dan Abudullah bin Mas’ud saat beliau menyampaikan hadist ini beliaupun ketawa ya yang menceritakan Allah tertawa karena tentang seorang penghuni neraka yang nanti masuk ke surga. Nanti itu kisahnya panjang ya, maka ga akan dibahas disini. Tapi intinyamah kalau emang ada hadist yang shahih maka kita imani dengan 4 point tadi ya tanpa di serupakan, tanpa ditanyakan, tanpa ditafsirkan dan tanpa didustakan namun kalau ga ada ga boleh, haram bagi kita untuk membuat-buat nama Allah atau sifat Allah yang baru.
Jadi jangan aneh kalau temen-temen nanti nemu tentang Allah tertawa kepada seorang hamba yang melakukan ini dan ini ya. Kita imani aja ga papa karena emang ada dalilnya, namun kalau emang yang ga ada dalilnya maka haram, dosa besar. Misalnya ada orang yang namain “Allah sang maha pembuat sekenario” apa-apaan ini, bener Allah yang maha mengatur segala sesuatu tapi kalau menamakan Allah dengan Allah yang maha pembuat sekenario mana dalilnya ? Ga ada oke. Jadi mohon dipahami satu point penting ini yaitu kita tidak boleh menamakan Allah atau mengsifati Allah kecuali dengan apa-apa yang ada dalilnya yang ada didalam Al-Qur’an dan hadist yang shahih.
Sekarang kita mau masuk ke materi ini. Sekarang mau ngebahas nama Allah aja ya asmaul husna dengan lumayan dalam walaupaun ga terlalu rinci. Asmaul Husna kata Nabi ﷺ apa ?
إِنَّ للهِ تِسْعَةُ وَ تِسْعِيْنَ اسْمًا مَنْ أحْصَاهَا دَخَلَ الجَنَّة
“Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, barangsiapa menghafalnya akan masuk surga.”(H.R. Al-Bukhari).
Makna “Barang siapa mengfalnya” yaitu menghafal, memahami dan mengamalkan konsekuensinya. Biar ga bingung contohnya gini kita tahu salah satu nama Allah adalah Ar Rahim, hafal kita ? Hafal. Kita paham Allah yang maha penyayang. Sekarang kita mengamalkna konsekuensinya, maka otomatis kita sebagai hamba Allah yang maha penyayang juga harus penyayang ke pada makhluk-makhluk Allah, kepada kaum muslimin, kepada hewan-hewan kita harus penyayang dan Allah Al Aziz (yang maha perkasa) kita ngerti, maka kita mengamalkan konsekuensinya, berarti kita harus tegas kepada orang-orang kafir, kepada orang-orang selain islam kita harus tegas, kita harus benar-benar gagah dihapan mereka itulah ya.
Sekarang yang jadi pertanyaan apakah nama Allah cuma 99 ? Kan tadi hadistnya Allah memiliki 99 nama yang barang siapa menghafalnya maka dia akan masuk surga dan yang jadi pertanyaan emang cuma 99 ? Jawabannya TIDAK. Nama Allah bukan cuma 99, berapa dong nama Allah ? Nama Allah itu banyak banget dan hanya Allah yang tahu jumlahnya. Terus gimana apakah akan bertentangan dengan hadist yang tadi ? Tentu tidak bertentangan, kalau mau tahu jumlah nama Allah sebenarnya ada berapa ni disampaikan haditsnya shahih riwayat Ahmad tentang do’a pelipur hati, do’a saat kita ditimpa ke galauan. Nabi ﷺ menyampaikan
“Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hamba laki-lakiMu, anak hamba perempuanMu, ubun-ubunku ada di TanganMu, hukumMu berlaku atasku, TakdirMu adil bagiku. Aku memohon kepadaMu dengan setiap Nama yang Engkau miliki, yang dengannya Engkau namakan diriMu sendiri, atau yang engkau turunkan (nama itu) di dalam kitabMu, atau Engkau ajarkan (nama itu) kepada seorang dari makhlukMu, atau yang hanya Engkau ketahui sendiri; kiranya Engkau jadikan al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya di dadaku, pelipur laraku, serta pengusir kecemasan dan keresahanku...” (H.R. Ahmad, Ibnu Hibban, Abu Ya’la, al-Hakim, dan yang lainnya, dengan sanad yang shahih).
Tuhkan jadi ada nama Allah yang hanya Allah saja yang tahu, sehingga kata para ulama nama Allah itu tidak terbatas hanya 99. Jadi maksud hadist yang tadi apa ? Kata Nabi ﷺ Allah punya nama 99, iya betul, itu bukan pembatasan. Analoginya gini si A punya anak 20. Ada 5 anak yang penghafal Al-Qur’an, coba tebak dari 20 anak cari 5 anak penghafal qur’an itu yang mana ? Nah seperti itu ya. Jadi nama Allah itu banyak, dari nama Allah yang tidak terhitung itu Allah memilih 99 yang mana kalau kita berhasil menghafal serta mengamalkan konsekuensi dari 99 nama tersebut, maka kita bisa masuk surga. Yang jadi pertanyaan yang mana 99 itu ? Kalau dalam hadist dan ayat qur’an itu ada sekitar 200 nama. Nah dari 200 nama tersebut itu kita pilih 99, yang mana ? Nah itu dia yang jadi tantangan buat kita, kita harus berusaha nyari ni dari nama-nama yang banyak itu, mana yang termasuk 99 asmaul husna. Karena itu ulama berijtihad, ulama berbeda pendapat ni, jadi dari nama-nama yang kita suka nyanyiin seperti “ya rahman, ya rahim” itu ulama ga sepakat ya, dari 99 nama tersebut ada sekitar 20 nama yang diperselisihkan oleh ulama, sehingga kita jangan cukup dengan nyanyi yang ada di ISQ, malah kita harus mempelajari lebih dalem yang mana ni nama-nama Allah yang kemungkinan besar masuk kedalam asmaul husna ini. Ga akan dibahas terlalu banyak disitunya tapi nanti Insya Allah akan dibahas pada Episode 1 DDD akan dibahas beberapa nama Allah saja. Nama yang pasti termasuk kedalam asmaul husna.
Sekali lagi jadi nama Allah itu tak terhingga, kita ga tahu jumlahnya karena ada nama Allah yang hanya diketahui oleh Allah sendiri, ga adasatupun makhluknya yang tahu. Cuman dari nama Allah yang tak terbatas itu kita cari dari qur’an, dari hadist yang shahih. Kita berusaha mencari, siapa tahu yang kita hafal termasuk kedalam asmaul husna tersebut oke. Kalau kita udah hafal 99, maka Insya Allah kita amal isinya, konsekuensinya dan kita masuk surga Insya Allah. Nah itulah jumlah nama Allah tak terbatas.
Sekarang point selanjutnya kalian harus ngerti tentang satu kaidah penting yang disampaikan oleh para ulama. Apa kaidahnya ? Bunyinya seperti ini “Setiap satu nama Allah, maka pasti mengandung minimal satu sifat Allah”. Berarti kalau nama Allah ada 200, maka sifat Allah minimal 200. Tapi ternyata ada nama Allah yang mengandung sifat lebih dari satu, sebagai contoh Allah itu Al-A’la yang berarti Allah yang maha tinggi. Itu adalah salah satu asmaul husna yang disepakati ulama. Nah Al-A’la ini satu nama Allah, ternyata didalam satu nama ini mengudung beberapa sifat :
1. Allah tinggi kemuliaannya.
2. Allah tinggi ilmunya.
3. Allah tinggi zatnya.
Jadi dari nama Allah yang satu Al-A’la aja udah memiliki 3 sifat berarti kalau nama Allahnya aja misalnya ya ada 1000, maka sifat Allah ada 1000. Nah sekarang bagaimana dengan penyimpangan yang dilakukan oleh aliran As’ariyah yang pembuatnya Abul Hasan al-Asy’ari namun Alhamulillah Abul Hasan al-Asy’ari sebelum wafat beliau taubat dan beliau menganut aqidah yang dipegang oleh Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Syafi’i, Imam Maliki dan para ulama yang lurus aqidahnya. Jadi Imam Abul Hasannyamah taubat, tapi para pengikutnya malah ga ikut taubat,maka itu yang membuat jadi susah. Penyimpangan yang dilakukan As’ariyah adalah mereka mengimani sifat Allah hanya 20 dan itu yang sering kita pelajari. Mereka hanya mengimani 20 sifat, artinya selain yang 20 itu bukan sifat Allah. Yang dulu suka kita hafal wujud, qidam, baqa’, mukhlafatuhu lilhawadith dan selanjutnya sampai 20, iyah betul itu 20 termasuk sifat Allah tapi bukan berarti cuman 20, karena kalau kita cuma mengimani 20 berarti sifat Allah yang selain 20 itu berarti kita dustakan tuh, bahaya. Sifat Allah yang wajib kita imani adalah Allah beristiwa’ diatas ‘Arsy yang sudah kita bahas di Rukun Iman I - Episode 1 D - Asma Wa Shifat Allah.
Kita mengimani sifat Allah sesuai dengan sifatnya, ga udah dibanyangin apa-apa ya, bahkan yang parah banget sebagian diantara ulama As’ariyah ngomong “Barang siapa yang mengatakan bahwa Allah berada diatas ‘Arsy, maka dia kafir” waduh baha banget pernyataan ini, padahal Allah sendiri yang menyebutkan bahwasannya dirinya berada di atas ‘Arsy. Masa ulama ini ngomong kalau kita percaya Allah diatas ‘Arsy, maka kita ini kafir katanya. Masya Allah. Padahal itu adalah sifat Allah yang wajib kita imani karena berada di qur’an sampai lebih dari 5 kali, di hadist Nabi ﷺ menyampaikan Allah diatas langit kita imani tanpa dibayangkan, tanpa diserupakan dan tanpa ditafsirkan, karena emang ga ada tafisirnya, maka kita imani sesuai apa adanya aja. Sedangkan ayat yang Allah itu lebih dekat dari pada urat lehernya, maka itu yang harus ditafsirkan. Maksudnya ada ilmu Allah dekat kepada hambanya, walaupun habanya sembunyi Allah tahu, Allah sampai tahu aliran darah di leher, diseluruh tubuh, itu masuk tafsir dari ayat Allah lebih dekat kepada seseorang dari pada urat lehernya sendiri. Nah itulah pembahasan kita kali ini di Episode 1 DD.
Nah itulah kenapa dulu kita dulu pernah mengimani sifat Allah 20 ya imani 20 sifat itu tapi bukan berarti cuman 20 oke. Jadi sifat Allah ada berapa ? Karena nama Allah tidak terbatas, hanya Allah yang tahu jumlahnya, maka berarti sifat Allah pun hanya Allah yang tahu berapa oke semoga bermanfaat. Ini mungkin baru pembahasan pembuka ya. Nanti kita ngebahas nama-nama Allah yang indah ya karena ini adalah pembahasan yang paling mulia dalam ilmu islam. Insya Allah akan dibahas beberapa nama di bab selanjutya.
Pemateri Abu Takeru
Ditulis oleh Iqbal Ramadhani