RESUME SEMINAR HIJRAH, ABU TAKERU
Ahad, 9 Shafar 1439 H (29 Oktober 2017)
Materi : Hijrah dan Perencanaan Kebaikan
Pemateri : Abu Takeru
Tempat : Poltekkes Tasikmalaya
Waktu : 9.20 - 10.40 WIB
MUQADDIMAH
Hidayah Allaah tidak terhalang oleh tempat. Walaupun seorang hamba berada di tempat yang buruk, bisa saja Allaah memberikan petunjuk-Nya. Tapi bukan berarti boleh menyengaja pergi ke tempat buruk.
Perlu kesabaran dalam hijrah dalam menaati hukum Allaah.
===========
MATERI INTI
Jangan menganggap ustadz yang jadi pemateri itu suci.
Abu Hurairah, Shahabat yang sangat banyak meriwayatkan hadits, beliau sering ngasih ceramah ke anak-anak kecil.
Di akhir ceramah-ceramah beliau, Abu Hurairah berkata, "Wahai anak-anakku, do'akan paman, karena paman banyak dosa."
Faedah: para ulama menjelaskan para Shahabat itu manusia yang terbaik, generasi terbaik Islam, yang amal shalih mereka sangat banyak. Namun hati mereka tawadhu' dan sama sekali tidak ada kesombongan.
Dalam sebuah riwayat seorang Tabi’in berkata," Aku telah bertemu 30 Shahabat Rasūlullāh ﷺ, dan tidak ada satupun yang merasa keimanan mereka lebih baik dari para malaikat."
Maka yang baik bagi para jama'ah adalah mendo'akan sang ustadz karena ia tidak suci.
Rasūlullāh ﷺ bersabda,
"Sesungguhnya amal itu tergantung kepada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan pahala sesuai yang ia niatkan. Barangsiapa yang hijrah karena Allaah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya sampai kepada Allaah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang berhijrah karena dunia dan seisinya, atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya untuk apa yang ia niatkan." (HR. Bukhari).
Orang yang hijrah paling awal itu harus dari hati. Bukan sekedar fisik saja.
Kalau ada wanita berkata, "Hijabin hati dulu, baru kepala."
Padahal Allaah berfirman,
كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ O كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ
Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhannya. (QS. Al-Muthaffifin [83]: 14-15).
Maka kalau hatinya terhijab, malah ia bisa masuk Neraka. Jadi, hati itu bukan dihijab, tapi diperbaiki, diluruskan dari dosa.
Orang yang hatinya baik, pasti ia akan terdorong untuk melaksanakan perintah Allaah.
Bagaimana cara hijrah hati ini? Pertama-tama akui dosa yang kita lakukan sebagai dosa. Jangan karena banyak orang melakukan dosa tersebut, kita jadi membenarkan hal itu.
Seharusnya yang dilakukan adalah kalau kita sudah mengetahui bahwa sesuatu itu dijelaskan dalam dalil adalah haram, maka kita memohon ampun kepada Allaah, kemudian minta kepada Allaah, do'a kepada-Nya agar bisa taubat.
Para Shahabat tidak menganggap seseorang tidak melakukan suatu hal kemudian menjadi kafir, kecuali shalat.
Rasūlullāh ﷺ bersabda,
“Siapa yang menjaga shalat, maka ia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, keselamatan pada hari Kiamat. Siapa yang tidak menjaganya, maka ia tidak mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan kelak. Nantinya di hari Kiamat, ia akan dikumpulkan bersama Qarun, Fir’aun, Haman, dan Ubay bin Kholaf.” (HR. Ahmad 2: 169. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Allaah berfirman,
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا O إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ شَيْئًا
Kemudian datanglah setelah mereka pengganti yang mengabaikan shalat dan mengikuti keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan kebajikan, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dizhalimi (dirugikan) sedikit pun. (QS. Maryam [19]: 59-60).
Tidak ada orang yang bisa hijrah, kalau dia tidak shalat. Karena shalatnya akan membuat ia bisa meninggalkan dosa-dosanya atas izin Allaah.
Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi ﷺ, ia mengatakan,
“Ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi ﷺ. Ia berkata, “Ada seseorang yang biasa shalat di malam hari namun di pagi hari ia mencuri. Bagaimana seperti itu?” Beliau lantas berkata, “Shalat tersebut akan mencegah apa yang ia katakan.” (HR. Ahmad 2: 447, sanadnya shahih kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).
Pembahasan tentang hal shalat khusyu' bisa ditonton di YouTube berjudul AL KABAIR 7 Ayam Sapi VS Babi Doggy. Apabila tidak mengetahui ilmu tentang ini, bisa jadi diadzab kubur. Bisa karena wudhunya, thaharah-nya, bacaannya, tapi yang paling penting adalah khusyu'nya.
Banyak orang yang shalat tapi tidak mengerti apa yang ia baca. Makanya shalat tersebut tidak bisa membuatnya taubat.
Maka, hayati bacaan shalat. Terutama Al-Fatihah. Hafalkan terjemahan surah Al-Fatihah, dan respons Allaah ketika kita membaca surah Al-Fatihah.
Rasūlullāh ﷺ bersabda,
“Allaah Ta’ala berfirman: Aku membagi shalat (maksudnya: Al Fatihah) menjadi dua bagian, yaitu antara diri-Ku dan hamba-Ku dua bagian dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika hamba mengucapkan ’alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin (segala puji hanya milik Allaah)’, Allaah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah memuji-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘ar rahmaanir rahiim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)’, Allaah Ta’ala berfirman: Hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Ketika hamba tersebut mengucapkan ‘maaliki yaumiddiin (Yang Menguasai hari pembalasan)’, Allaah berfirman: Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Beliau berkata sesekali: Hamba-Ku telah memberi kuasa penuh pada-Ku. Jika ia mengucapkan ‘iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin (hanya kepada-Mu kami menyebah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan)’, Allaah berfirman: Ini antara-Ku dan hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Jika ia mengucapkan ‘ihdinash shiroothol mustaqiim, shirootolladziina an’amta ‘alaihim, ghoiril magdhuubi ‘alaihim wa ladhdhoolliin’ (tunjukkanlah pada kami jalan yang lurus, yaitu jalan orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan bukan jalan orang yang sesat), Allaah berfirman: Ini untuk hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa yang ia minta.” (HR. Muslim no. 395).
Rasūlullāh ﷺ membaca surah Al-Fatihah dengan memotong ayat-demi-ayat, beliau berhenti setiap satu ayat dan memanjangkan akhir ayatnya.
Seringkali kita kalau shalat bersama imam di rakaat 3 dan 4, kita belum selesai dan imam udah ruku'. Padahal seharusnya ketika jadi imam jangan terburu-buru dalam membaca. Setelah mencoba menghayati bacaan surah Al-Fatihah, nanti mulai nanya arti do'a-do'a lainnya dalam shalat.
Do'a sujud yg terpendek, tapi mendalam:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ
"Allaahummagh-fir lii maa asrortu wa maa a'lantu."
"Ya Allaah, ampunilah aku, apa yang aku rahasiakan dan aku tampakkan (dari kejelekan/dosa)." (HR. an-Nasa’i no. 1124, dinyatakan sahih dalam Shahih Sunan an-Nasa’i).
Yang harus dilakukan untuk memperbaiki hidup kita:
1. Do'a minta ke Allaah untuk memperbaiki hati kita
2. Berusaha untuk shalat dengan khusyu'
Apabila dua hal itu sudah terpenuhi, yang lain akan ikut menyusul.
Rasūlullāh ﷺ bersabda,
“Sesungguhnya Allaah Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepadaKu, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia)." (HR. Tirmidzi, shahih).
Ditulis oleh Abu Al-Haq pada pagi hari di Poltekkes, Tasikmalaya.