Rukun Iman 1 - Episode 1 DDD - Al Hakim + Bantahan Untuk Aqidah Menyimpang


Bismillaahi wash shalaatu was salaamu ‘alaa rasuulillaah.
Innal hamdalillaahi nahmaduhuu wa nasta’iinuhuu wa nastaghfiruh. Sungguh, segala puji bagi Allaah. Kita puji Dia, kita mohon pertolongan dan ampunan-Nya. Wa na’uudzubillaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyi-aati a’maalinaa. Kita berlindung kepada Allaah, dari keburukan diri kita, dan dari keburukan amal perbuatan kita.
May yahdihillaahu fa laa mudhillalah. Wa may yudhlil fa laa haadiyalah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allaah, takkan ada seorang pun yang dapat menyesatkan. Dan barangsiapa yang dibiarkan sesat oleh Allaah, takkan ada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk.
Asyhadu al laa ilaaha illallaah. Wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuu wa rasuuluh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allaah, dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan utusan-Nya. Amma ba'du
Sekarang akan dibahas tentang asmwa shifat yaitu nama, sifat dan perbuatan Allah. Namun tidak akan dibahas semua secara rinci karean lebih efektif jika dijadikan sebagai kajian. Nah sekarang akan dibahas satu nama Allah aja yaitu nama yang sering di dustakan oleh sebagian diantara kita. Kita bukan mendustakan nama Allah ini secara langsung tapi lewat perbuatan, lewat ucapan kita secara tidak langsung kita udah mendustakan salah satu nama Allah itu. Yaitu apa ? Al Hakim. Allah Al Hakim. Apa arti Al Hakim ? Allah yang maha memiliki hikmah dalam perbuatannya, kebijaksanaannya dan hukum-hukumnya. Allah yang maha memilki hikmah dalam perbuatan, hukum-hukum dan juga segala perbuatannya. Segala kebijaksanaannya itu penuh hikmah. Apa itu hikmah ? Hikmah itu suatu pelajaran atau kebaikan yang diambil dari suatu kejadian. Jadi hikmah itu seatu pelajaran, suatu kejadian yang asalnya tersembunyi kemudian ketahuan ternyata dalam musibah ini ada hikmahnya. Misal si A kecelakaan dan tahunya saat dibawa kerumahsakit tahunya ketemu sama temen yang udah lama engga ketemu, udah kangen banget ga silaturahim dari dulu ga ketemu tapi ternyata alhamdulillah sakitnya emang tetep cuman ternyata disitu ada ladang buat silahturahimlagi sama temen deket. Ya itulah hiikmah secara umum. Kita sering menduskan Allah yang punya nama Al Hikmah ini yaitu ketika kita bilang “Kenapa Allah mengaramkan ini, kenapa Allah haramkan itu” kita itu ngiranya Allah itu ketika menentukan halal dan haram ingin menyusahkan kita, padahal engga seperti itu. Saat Allah menentukan sesatu itu haram Allah tahu lewat ilmunya bahwasannya pasti ada hikmah dibalik itu semua, maka kita wajib menerimanya walaupun hati kita ini berat namun tetep harus sami’na wa atho’na. Kadang hikmahnya ada yang kita tahu dan ada juga yang tidak kita tahu.
Contoh babi haram. Hikmah babi haram banyak banget seperti ada cacing pitanya, penyebeb penyakit, bisa membuat kelainan mental ini dan itu cuma ada juga yang haram dan hikmahnya kita ga tahu cuma Allah yang tahu. Conotoh hikmah haramnya musik.
“Coba dengerin ceramah Abu Takeru - Bagiku Musik Halal”
Secara kedokteran mungkin musik engga merusak otak atau haramnya sutra bagi laki-laki. Apa bedanya laki-laki sama perempuan ? Kenapa perempuan boleh sendangkan laki-laki tidak ? Atau misalnya larangan laki-laki memakai cincin emas. Apa hikmahnya ? Mungkin kita engga tahu tapi kalau emang udah ada larangannya ya tinggal sami’na wa atho’na. Ga usah banyak nanya kalau emang belum bisa meninggalkan dosa tersebut. Ya kita terima dihati ini “ya Allah aku tahu ini haram, maafkan aku belum bisa meninggalkan dosa ini astagfirullah” gitu jadi jangan berdebat kayak sebagian orang kertika udah dibahas tentang haramnya musik mereka bilang “Kenapa Allah haramkan musik, bagaimana dengan orang yang bakatnya musik ini dan itu” seakan-akan menolak larangan Allah ini, padahal Allah yang lebih tahu tentang hikmah dibalik larangan tersebut. Kalau kita mengimani nama Allah Al Hakim, maka kita wajib menerima hukum-hukumnya dan kalaupun kalau kita belum bisa mengamalkan minimal di hati udah nerima “Ya Allah aku terima ini, aku yakin denga hukummu ini ya Allah namun aku belum bisa melaksanakannya atau aku belum bisa menjauhi yang haram, maafkanlah aku ya Allah” seperti itu seharusnya sifat kita. Itulah sifat Allah Al Hakim. Liat juga hukum tentang masalah orang yang berzina di cambuk 100 kali. Itu mungkin ga masuk akal dulunya tapi ternyata ahli phisikologi yang kafir mereka itu ngasih tahu bahwasannya obat yang kecanduan seks yang bebas adalah dengan dipukul 100 kali pakai rotan. Ini orang kafir yang ngomong loh dan ternyata masuk akal juga kan, mungkin dulunya ga masuk akal, ga masuk logika tapikan kita tahu Allah yang udah ngasih tahu yang halal dan yang haram, Allah yang lebih tahu tentang masalah logika, Allah yang lebih tahu tentang masalah maslahat dan mudarat, maka kita terima aja apa susanya sih, ga usah banyak dipikirin.
Sekarang akan dibahas beberapa point, mungkin ini ga terlalu terstruktur tapi kalian harus ngerti dan nanti kalian sendiri yang nulis point-point pentingnya. Yang pertama yaitu tentang hadist kalau “Allah cinta dengan seorang hamba, Allah akan menjadi tangannya, Allah akan jadi kakinya, Allah akan menjadi matanya, Allah akan menjadi telinganya”. Hadist ini shahih riwayat muslim. Kan kita tahu mengimani nama dan sifat Allah tu kita imani aja tanpa dibayangkan, tanpa ditanyakan bagaimana caranya, tanpa juga kita dustakan dan tanpa kita tafsirkan kecuali kalau emang ada tafsirnya dari para sahabat. Ingetloh sahabat, tabi’in atau tabi’in tabi’in, adapun kalau ulama zaman sekarang, maka mereka harus sangat hati-hati karena Ibu Katsir aja ulama besar banget didalam kitab tafsirnya pasti menukil dari sahabat dan tabi’in, jadi Ibu Katsir hampir ga pernah menafsirkan ayat qur’an sendiri, dia hanya menampilkan oh ini kata Abu Bakar, oh kata Abu Hurairah ini, makanya tafsir yang paling aman dan emang satu-satunya yang aman adalah penafsiran dari para sahabat.
Nah tadi tentang hadist jika “Allah cinta kepada seorang hamba, maka Allah akan jadi tangannya, Allah akan jadi kakinya” ini memang harus ditafisirkan, ga boleh kita imani secara langsung. Kalau kita imani secara langsung nanti kita memahaminya Allah itu nyatu dengan tangan kita, Allah nyatu dengan kaki kita ini kan mustahil emang Allah ga akan bersatu dengan makhluknya, Allah itu terpisah dengan makhluknya ulama sepakat, maka hadist ini harus ditafsirkan maksudnya. Maksud hadist tersebut apa sih ? Maksudnya kalau Allah cinta dengan seorang hamba, Allah akan membantu matanya untuk melihat apa-apa yang ridhai, Allah akan membantu telinganya untuk mendengarkan apa-apa yang Allah ridhai, Allah akan membantu tangannya agar tangannya digunakan dijalan Allah, Allah akan bantu kakinya agar kakinya tidak melangkah ke yang haram nah itu tafsir untuk hadist ini.
Kemudian poin selanjutnya ada KUIS tentang When God Create Me (Ketika Tuhan Menciptakan Aku) ini di facebook banyak disebar. Gambarnya itu nauzubillah orang berjenggot bawa sendok sama mangkok dan itu adalah gambar dari tuhan terus mereka bilang “bahwasannya tuhan menciptakan kita ditambah dengan bumbu ini bumbu itu” apalah pokoknya ga jelas. Ini jelas kekafiran dan sayang ketika saudara kita sebagian diantara teman kita ketika dikasih tahu mereka bilangnya “ah kamikan cuma main-main” masya Allah main-main dengan perbuatan ini, menyamakan Allah dengan makhluk itu syirik dan kita ga boleh bermain dalam kesyirikan bahkan Allah ngasih tahu di surat At-Taubah :

وَ لَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّما كُنَّا نَخُوضُ وَ نَلْعَبُ قُلْ أَ بِاللَّهِ وَ آياتِهِ وَ رَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِؤُنَ (65) لا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إيمانِكُمْ إِنْ نَعْفُ عَنْ طائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طائِفَةً بِأَنَّهُمْ كانُوا مُجْرِمينَ  (66

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman”. (Q.S. At-Taubah [9] : 65-66).

Allah benar-benar memperingatkan dengan keras tentang masalah ini. Maka kalau ada orang yang main-main dengan Allah digambar-gambarkan, maka mereka hakikatnya walaupun mereka sudah bersyahadat tapi mereka belum beriman sama poin yang no 4. Maka kalau seandaianya Allah ga ngasih hidayah itu bisa jadi suatu kekafiran. Cuman memang kita tidak boleh mengfonis kafir seenaknya keorang islammah ya mungkin teman-teman kita yang islam yang ikut mainan ini belum faham, semoga Allah memeri mereka hidayah.
Point selanjutnya akan disampaikan beberapa sifat, nama atau perbuatan Allah yang memang ada didalam hadist shahih dan kita wajib mengimaninya yaitu wajah Allah. Wajah Allah ini ada di surat Ar-Rahman.

وَ يَبْقى‏ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَ الْإِكْرامِ 

Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (Q.S. Ar-Rahman [55] : 27).

Nah ini ada jawah dan kita wajib imani dengan 4 poin tanpa tanpa diserupakan makhluk, tanpa ditanyakan wajah Allah itu gimana, tanpa didustakan, tanpa ditafsirkan ini sahabat ga ada yang menafsirkan wajah Allah dengan kemuliaan Allah ga ada, sahabat nerima aja begitu aja bahkan ga boleh ditafsirkan keculai kalau emang ada tafsirnya tapi kalau ga ada yaudah kita imani apa adanya sesuai dengan apa kata Allah dama Al-Qur’an atau dalam hadist. Terus Nabi ﷺ bersabda dalam hadist shahih Muslim “Allah memiliki dua tangan dan kedua tangan Allah kanan” imani, kemudian dalam hadist shahih riwayat Al-Bukhari Allah menceritakan tentang neraka jahanam yang dilemparkan kepada dirinya 3 golongan manusia dan nereka jahanam ini masih lapar terus, dia minta ke Allah Ya Allah masih ada tambahan ga, masih ada tambahan ga sampai akhirnya Allah menginjakan tumit Allah ke neraka jahanam dan akhirnya neraka jahanam menghimpit akhirnya neraka jahanam bilang “Ya Allah demi kemuliaan mu, demi kemuliaan mu cukup-cukup ya Allah” Allah menginjakan kakinya ke neraka Jahanam. Ini hadistnya shahih maka kita wajib imani. Ada juga hadist tentang “jikalau hambaku mendakati aku dengan berjalan, aku mendekati ia dengan berlari-lari kecil” wajib kita imani. Kemudian Allah ber-istawa di atas ‘Arsy. Apa itu istawa ? Yaitu meninggi di atas segala sesuatu kemudian tetap dalam ketinggiannya. Kalau diterjemahin duduk ya kurang tepat juga ya. Dan yang jadi pertanyaan banyak ya seperti yang pernah dibahas sebelumnya “Allah turun ke langit pertama tapi kan Allah berada di atas ‘Arsy ? Ko Allah juga turun ke langit ke satu berarti Allah berada di bawah ‘Arsy dong.....” Nah ini yang jadi masalah karena mengimaninya hanya dengan akal dan logika kita yang sangat terbatas. Padahal Allah turun ke langit dunia dengan caranya sehingga walaupun Allah turun ke langit pertama itu tidak meyebabkan Allah jadi berada di bawah ‘Arsy. Allah tetep berada di atas ‘Arsy dan Allah juga turun kelangit dunia, apa susahnya bagi Allah. Kan Allah turunnya dengan caranya bukan dengan cara manusia yang penuh kelemahan. Bisa dipahami ya, cukup imani aja jangan kita berfikir dengan logika ya ga boleh.
Sekarang akan ngebantah beberapa aliran sesat. Pertama aliran yang menyamakan Allah dengan makhluk, maka ini jelas aliran sesat. Memang ada hadist yang menyatakan bahwa Allah memiliki tangan tapi bukan berarti Allah sama dengan kita. Coba aja analoginya kita punya tangan dua dan monyet juga punya tangan dua, maka apakah kita sama dengan monyet ? Tentu tidak, jauh sekali malah perberdaanya. Itu baru makhluk dengan makhluk tangannya aja udah beda apalagi Allah dengan makhluk, maka tidak mungkin ada kesamaan, yang sama cuma namanya aja tangan tapi hakekatnya tangan Allah bagaimana itu hanya Allah yang tahu. Ga boleh kita menanyakan bagaimana bentuknya tangan Allah, nanti ada hadist yang shahih tentang jari Allah ada lima juga. Wajib kita imani dan jangan sekali-kali kita menafsikan tangan Allah itu maksudnya kekuasaan Allah, kalau ditafsikan kekuasaan Allah berarti hadist tadi Allah punya 5 jari itu bagaimana apa jari-jarinya dong kalau tangan diterjemahin dengan kekuasaan jari-jari ditafsirkannya dengan apa ? Maka jangan ditafsikan walaupun sayang diterjemahan Al-Qur’an yang ada di departemen agama masih ditafsirkan tangan Allah dengan kekuasaan cuman yang bagus tu Qur’an cetakan yang ada di salman ITB itu kalau tangan Allah ya tangan Allah aja gitu ditulisnya, ga jadi kekuasaan Allah itu bagus banget, wajah Allah ga jadi kemuliaan Allah tapi tetepa wajah Allah beres, kitamah engga menyamakan Allah dengan makhluk. Allah hidup, kita juga hidup apa berarti kita menyamakan kita dengan Allah ? Tentu tidak. Kita punya kehendak, Allah juga maha berkehendak, maka apa berarti kita menyamakan Allah dengan kita ? Tidak sama sekali, maka sama ketika kita bilang “Allah punya wajah dan kita punya wajah” bukan berarti kita diri kita dengan Allah.
Kemudian yang menafsirkan....banyak diantara ulama yang tergelincir sehingga mereka berani menafsirkan kecuali kalau emang tafsirnya dari sahabat. Ada orang yang menafsirkan “maksudnya wajah Allah itu kemuliaan, tangan Allah itu maksudnya kekuasaan” ini ga bener, ga boleh karena tidak ditafsirkan, maka kita wajib mengimani seadanya aja sesuai dengan yang Allah beritahukan.
Kemudian ada juga yang ga percaya sama nama Allah ini. Jadi mereka nolak “Ah masa Allah punya wajah, masa Allah punya tangan” akhirnya mereka ga mengimani ayat itu. Jadi jangan aneh ya ketika ngedenger hadist tentang Allah punya betis itu shahih riwayat Al-Bukhari bahkan ketika ada seorang murid Ibnu Abbas medengar salah satu tentang nama dan sifat Allah tentang apa betis Allah, atau Allah ketawa atau Allah lari-lari kecil yang jelas itu hadistnya shahih lalu badan muridnya ini tiba-tiba gemeteran seperti ga percaya, maka itu dimarahin sama Ibnu Abbas. Atsar ini ada didalam shahih Bukhari yaitu Ibnu Abbas langsung ngomong ke muridnya ini “Celaka orang ini, kenapa dia ga mengimani” gampang ya padahal tinggal mengimani tapi muridnya ini ketika ngedenger tentang wajah Allah wajahnya gemeteran seolah-olah menolak.
Inget kita imani tanpa dengan kita bayangkan, tanpa kita serupakan dengan makhluk, tanpa kita tanyakan bagaimana bentuknya atau caranya, tanap kita tafsirkan keculai kalau ada tafsirnya seperti Allah jadi tangan kita, Allah jadi kaki kita itu memang harus di tafsirkan karena memang ada tafsirnya dan juga tanpa ditolak. Semoga bermanfaat....

Pemateri Abu Takeru
Ditulis oleh Iqbal Ramadhani 
Sumber : Kamus 13