Halaqah yang keenam dari sisilah belajar tauhid adalah tentang apa itu tauhid ?.
Saudara sekalian semoga Allah memberikan
pemahaman kepada kita semua. Sebelum jauh melangkah didalam silsilah ini,
tentunya kita harus benar-benar memahami apa makna tauhid yang wajib kita
pelajari dan kita amalkan. Tahuid secara bahasa adalah mengesakan Allah.
Adapun secara istilah adalah mengesakan Allah
didalam beribadah. Seseorang tidak dinamakan bertauhid sehingga meninggalkan
peribadatan kepada selain Allah, seperti :
· Berdo’a kepada selain Allah
· Bernadzar untuk selain Allah
· Menyembelih untuk selain Allah dan lain-lain.
· Berdo’a kepada selain Allah
· Bernadzar untuk selain Allah
· Menyembelih untuk selain Allah dan lain-lain.
Apabila seseorang beribadah kepada Allah dan
menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah siapapun dia baik seorang nabi,
malaikat atau sebagainya maka, inilah yang dinamakan dengan syirik yaitu
menyekutukan Allah didalam beribadah.
Allah berfirman :
{ﻭَﺇِﺫْ ﻗَﺎﻝَ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴﻢُ ﻷَﺑِﻴﻪِ ﻭَﻗَﻮْﻣِﻪِ
ﺇِﻧَّﻨِﻰ ﺑَﺮَﺁﺀٌ ﻣِّﻤَّﺄ ﺗَﻌْﺒُﺪُﻭﻥَ {26} ﺇِﻻَّ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻓَﻄَﺮَﻧِﻲ {27
“Dan ingatlah
ketika Ibrāhīm berkata kepada bapaknya dan kaumnya ‘Sesungguhnya
aku berlepas diri dari apa yang kalian sembah, kecuali Dzat yang telah
menciptakan aku’”. (Q.S. Az-Zukhrūf [43]
: 26-27).
Rasūlullāh
shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
ﻣَﻦْ ﻗَﺎﻝَ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ ﺍﻟﻠﻪُ ﻭَ ﻛَﻔَﺮَ ﺑِﻤَﺎ ﻳُﻌْﺒَﺪُ ﻣِﻦْ
ﺩُﻭْﻥِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺣَﺮُﻡَ ﻣَﺎﻟُﻪُ ﻭَﺩَﻣُﻪُ ﻭَ ﺣِﺴَﺎﺑُﻪُ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﻠﻪِ
“Barangsiapa
yang mengatakan ‘’Lā ilāha illallāh’’ dan mengingkari segala sesuatu yang
disembah selain Allāh maka haram hartanya dan darahnya (artinya tidak boleh
diganggu) dan perhitungannya (hisabnya) adalah atas Allāh Subhānahu wa Ta’āla”. (Hadits
shahīh, HR. Imam Muslim)
Oleh karena itu rukun kalimat tauhid “la ilaha
illallah” ada dua, yaitu sebagai berikut :
1. Nafi (pengingkaran) yaitu pada kalimat “la ilaha” yang artinya tidak ada tuhan yang berhak disembah. Ini adalah kalimat pengingkaran yakni mengingkari tuhan-tuhan selain Allah.
2. Itsbat yaitu penetapan pada kalimat “illallah” yang artinya kecuali Allah. Ini adalah kalimat penetapan yakni menetapkan Allah sebagai satu-satunya sesembahan.
1. Nafi (pengingkaran) yaitu pada kalimat “la ilaha” yang artinya tidak ada tuhan yang berhak disembah. Ini adalah kalimat pengingkaran yakni mengingkari tuhan-tuhan selain Allah.
2. Itsbat yaitu penetapan pada kalimat “illallah” yang artinya kecuali Allah. Ini adalah kalimat penetapan yakni menetapkan Allah sebagai satu-satunya sesembahan.
Halaqah yang ke tujuh dari silsilah belajar tauhid adalah tentang termasuk syirik memakai jimat.
Saudaraku Allah adalah dzat yang memberikan
manfaat dan mudarot. Kalau Allah menghendaki untuk memberikan manfaat kepada
seseorang maka tidak akan ada yang bisa mencegahnya, demikian pula sebaliknya
ketika Allah menghendaki untuk menimpakan musibah kepada seseorang, maka tidak
akan ada yang bisa menolaknya.
Keyakinan tersebut melazimkan kita sebagai
seorang muslim untuk hanya bergantung kepada Allah semata dan merasa cukup
dengan Allah didalam usaha mendapat manfaat dan menghindari mudarot seperti
dalam mencari rezeki, mencari keselamatan, kesembuhan dari penyakit dan
lain-lain. Serta tidak bergantung sekali-kali kepada benda-benda yang
dikeramatkan seperti jimat, wafaq, susuk dan yang sejenisnya. Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam mengingatkan :
مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ
“Barangsiapa
yang menggantungkan tamīmah (yaitu jimat dan yang semisalnya) maka sungguh dia
telah berbuat syirik”. (H.R. Imām Ahmad
dan dishahīhkan oleh Syaikh Al-Albani).
Apabila seseorang meyakini bahwa barang
tersebut adalah sebab saja, maka hal itu termasuk syirik kecil, karena dia
telah menjadikan sesuatu yang bukan sebab sebagai sebab. Padahal yang berhak
menentukan sesuatu sebagi sebab atau tidak adalah dzat yang menciptakannya
yaitu Allah.
Perlu diketahui bahwa dosa syirik kecil tidak
bisa disepelekan karena dosa syirik kecil tetap lebih besar dari pada dosa-dosa
besar seperti dosa zinah, dosa membunuh dan lain-lain.
Kemudian apabila seseorang meyakini bahwa
barang tersebut dengan sendirinya memberikan manfaat dan memberikan mudarot,
maka hal itu termasuk syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari islam.
Semoga Allah memudahkan saudara-saudara kita untuk meninggalakan perbuatan
syirik yang sudah tersebar ini dan menjadikan ketergantungan hati kita dan
mereka hanya kepada Allah. Hasbunallāhu wa ni’mal wakīl.
Halaqah yang kedelapan dari silsilah ilmiah belajar tauhid adalah tentang Bertabaruk (mencari barokah).
Barokah adalah banyaknya kebaikan dan langgengnya. Allah
adalah dzat yang berbarokah artinya dzat yang banyak kebaikannya.
Allah jugalah Dzat
yang memberikan keberkahan atau kebaikan kepada sebagian makhluqNya, sehingga
makhluq tersebut menjadi makhluq yang berbarakah dan banyak kebaikannya.
Allāh berfirman
:
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا
وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya
rumah yang pertama yang di letakkan bagi manusia untuk beribadah adalah rumah
yang ada di Makkah yang berbarakah dan petunjuk bagi seluruh alam”. (Q.S. Āli ‘Imrān [3] : 96).
Ka’abah diberikan keberkahan oleh Allah dan
cara mendapat barokahnya adalah dengan melakukan ibadah disana.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
“Sesungguhnya
Kami telah menurunkan Al-Qurān pada malam yang berbarakah, sesungguhnya Kami
memberikan peringatan”. (Q.S. Ad-Dukhān [44] : 3).
Malam Laylatul Qadr adalah malam yang
berbarokah dan cara mendapatkan barokah dan kebaikannya adalah dengan melakukan
ibadah dimalam tersebut.
Seorang ulama berbarokah dengan ilmunya dan
dakwahnya. Cara mendapatkan berkahnya dan kebaikannya adalah dengan menimba
ilmu darinya, disana ada barokah yang sifatnya dzatiyah, yaitu dzatnya yang
berbarokah dimana barokah yang seperti ini bisa berpindah. Barokah jenis ini
hanya Allah berikan kepada para nabi dan rasul.
Oleh karena itu dahulu para sahabat nabi
bertabaruk dengan bekas air wudhu beliau, rambut beliau, keringat beliau dan
lain-lain. Sepeninggal beliau mereka tidak melakukannya terhadap Abu Bakar,
Umar dan para sahabat mulia yang lain. Hal itu menunjukan bahwa ini adalah
kekhususan para nabi dan rasul.
Meminta barokah hanya kepada Allah dengan cara
yang disyariatkan, adapun meminta barokah dari Allah dengan sebab yang tidak
disyariatkan seperti mengusap dinding mesjid tertentu atau mengambil tanah
kuburan tertentu dan lain-lain, maka ini termasuk syirik kecil. Semoga Allah
memberkahi kita dan keluarga kita.
Halaqah yang kesembilan dari belajar silsilah ilmiah belajar tauhid adalah
tentang menyembelih untuk selain Allah termasuk
syirik besar.
Menyembelih termasuk ibadah yang agung didalam
agama islam. Didalamnya ada pengagungan terhadap Allah rob semesta alam.
Diantara wujud cinta kepada Allah adalah dengan mengorbankan sebagian harta
kita untuknya seperti ibadah kurban dihari raya ‘idul adha, aqiqah dan hadyu
bagi sebagian jama’ah haji.
Allah telah memerintahkan kita menyerahkan
ibadah yang mulia ini hanya untuk Allah semata, sebagi mana firman Allah :
ﻓَﺼَﻞِّ ﻟِﺮَﺑِّﻚَ ﻭَﺍﻧْﺤَﺮْ
“Maka shalatlah
dan menyembelihlah untuk Tuhanmu”. (Q.S. Al-Kautsar [108] : 2).
Barang siapa yang menyerahkan ibadah
menyembelih ini untuk selain Allah dalam rangka megagungkan dan mendekatkan
diri kepada selain Allah baik kepada nabi, wali, jin atau selainnya, maka dia
telah terjatuh didalam syirik besar yang mengeluarkan seseorang dari islam,
membatalkan amalan dan terkena ancaman laknat dari Allah.
Hal ini sebagai mana sabda nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam :
َﻟَﻌَﻦَ الله ﻣَﻦْ ﺫَﺑَﺢَ ﻟِﻐَﻴْﺮِ الله
“Allāh melaknat
seseorang yang menyembelih untuk selain Allāh”.
(H.R. Muslim).
Makna laknat adalah dijauhkan dari rahmatnya.
Oleh karenanya janganlah sekali-kali kita sebagai seorang muslim berkurban dan
menyembelih untuk selain Allah sedikitpun meskipun dengan seekor lalat dengan
harapan mendapatkan harapan atau terhindar dari mudharat.
Sebagi seorang muslim kita harus yakin bahwa
manfaat dan mudharat ditangan Allah semata dan hanya kepadanyalah orang muslim
bertawakal.
Halaqah yang kesepuluh dari
silsilah ilmiah belajar tauhid adalah tentang termasuk
syirik bernadzar untuk selain Allah.
Bernadzar untuk Allah adalah seseorang mengatakan wajib bagi saya
melakukan ibadah ini dan itu untuk Allah atau dengan mengatakan misalnya “saya
bernadzar untuk Allah bila terlaksana hajat saya”.
Bernadzar adalah ibadah dan sebuah bentuk pengagungan, karenanya
bernadzar tidak diperkenankan kecuali untuk Allah semata seperti orang yang
bernadzar untuk berpuasa satu hari bila lulus ujian atau bernadzar untuk Allah
bila sembuh dari penyakitnya dan lain-lain.
Allah berfirman
:
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ نَفَقَةٍ أَوْ نَذَرْتُمْ مِنْ نَذْرٍ
فَإِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُهُ ۗ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Dan apa yang kalian infaqkan atau yang kalian nadzarkan maka
sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengetahuinya dan tidak ada penolong
bagi orang-orang yang Dzalim.” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 270).
Didalam ayat ini Allah mengabarkan bahwa Allah mengetahui nadzar
hamba-hambanya dan akan membalas dengan balasan yang baik. Ini menunjukan
bahwa nadzar adalah ibadah yang seorang muslim akan diberikan pahala atas
nadzar tersebut.
Menunaikan nadzar apabila dalam ketaatan hukumnya adalah wajib
berdasarkan firman Allah :
وَلْيُوفُوا نُذُورَهُم
“Dan supaya
mereka menyempurnakan nadzar-nadzar mereka”. (Q.S. Al-Hajj : 29)
Juga sabda Nabi
Shallallāhu ‘alayhi wasallam:
ﻣَﻦْ ﻧَﺬَﺭَ ﺃَﻥْ ﻳُﻄِﻴﻊَ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻓَﻠْﻴُﻄِﻌْﻪُ ﻭَﻣَﻦْ ﻧَﺬَﺭَ ﺃَﻥْ
ﻳَﻌْﺼِﻴَﻪُ ﻓَﻼَ ﻳَﻌْﺼِﻪِ
“Barangsiapa yang bernadzar untuk menta’ati Allāh Subhānahu wa
Ta’āla maka hendaknya menta’atinya dan barang siapa yang bernadzar untuk
memaksiati Allāh maka janganlah dia memaksiatiNya”. (HR. Al-Bukhāri)
Bernadzar untuk selain Allah termasuk syirik besar yang
mengeluarkan seseorang dari islam seperti seseorang bernadzar apabila sembuh
dari penyakit, maka akan menyembelih untuk wali fulan atau berpuasa untuk
syaikh fulan dan lain-lain.
Semoga
Allah melindungi kita dan keturunan kita dari perbuatan syirik.