Resume Kajian Adab Pelajar dan Pengajar
Selasa, 18 Ramadhan 1438 H (13 Juni 2017)
Materi : Adab Pelajar dan Pengajar
Pemateri: Abu Haidar As-Sundawy
Tempat : Masjid Besar Cipaganti, Jl Raden A.A. Wiranata Kusumah, Bandung
Waktu : 10.00 - menjelang dzuhur
MATERI
1. WAJIB IKHLAS DALAM NIAT DAN BELAJAR SERTA MENGAJAR KARENA ALLAH.
Makna ikhlas : menunjukan maksud dari amalan hanya utk meraih ridho Allah dan meraih akhirat.
Siapa orang yang mencari suatu ilmu, ilmu ini mestinya dicari/dipelajari hanya untuk memperoleh wajah Allah, tapi jika ia tidak belajar untuk memperoleh wajah Allah, hanya untuk meraih dunia, maka dia tidak akan mencium bau surga.
Di bab sebelumnya dijelaskan, ada hadits yang menyebutkan bahwa ada 3 orang yang mempunyai amal-amal yang baik, yaitu jihad, mengajar, berinfaq, dan sebagainya, tapi mereka semua masuk neraka, karena mereka tidak ikhlas dalam beramal amalan tersebut.
Wajib bagi setiap ahlul ilmi, bagi pelajar/pengajar, menjadikan asas/dasar/fondasi dari seluruh urusan mereka (gerak, diam, amalan) dibangun diatas keikhlasan, maka semua amalan dia itu akan berfondasi keikhlasan yang sempurna, sehingga ibadahnya menjadi ibadah yang paling sempurna, yaitu adalah ibadah yang didasarkan keikhlasan.
Lalu memanfaatkan fondasi ini sebagai dasar setiap perbuatan mereka.
Ketika mengulang, menghafal, menulis, berdiskusi, belajar di majelis ilmu, atau ketika membeli kitab, dll. Niat utamanya harus karena ikhlas, bukan karena suatu alasan duniawi, contoh lain dari alasan duniawi adalah karena seseorang, ketika fulan tidak datang lalu dia menjadi malas, maka itu termasuk alasan duniawi.
Ikhlas tidak boleh lepas dari diri kita, sehingga walaupun terkadang dia riya' tapi dia selalu berusaha untuk menjadi ikhlas, maka semua amalnya adalah usahanya untuk mendekati Allah dan meraih akhirat.
Dari Abu Hurairah, Rasulullāh ﷺ bersabda, "Barangsiapa yg menelusuri jalan utk mencari ilmu, maka Allah akan mendekatkan dia kepada surga"
(HR Muslim, derajatnya shahih)
Dari hadits ini, maka setiap jalan yang ditempuh oleh ahlul ilmi untuk mencari ilmu (mendengar kajian di radio, internet, datang ke kajian, membaca kitab, dll), maka semua ini termasuk ke dalam hadits ini.
2. CARA MENCARI ILMU
Setiap pencari ilmu, diharuskan belajar pelajaran yang penting/utama dahulu, setelah itu baru ilmu" yang lain, serta aspek lain yang dapat membantu dalam mencari ilmu, contohnya bahasa arab.
Cara-cara dalam mencari ilmu sangat banyak dan berbeda-beda kondisinya bagi setiap orang, sehingga gunakan yang paling pas dengan tujuan dia serta yang paling nyaman bagi dia, carilah guru yang baik dan jelas dalam menyampaikan materi sehingga kita nyaman, paham, dan mengikutinya sampai selesai.
Hendaklah dia mempelajari disiplin ilmu, lalu sibukkan dengan kitab, tapi kitab yang mana? Dia harus tanya ke ahlinya.
Dalam membaca suatu kitab, setelah kitab itu selesai dibaca, maka harus dimuroja'ah lagi kitab itu, terlebih jika ingin mengajarkannya kepada orang lain, dan sebaiknya kita harus tamat dahulu, baru dimuroja'ah dan diajarkan, dan di muroja'ah lagi. sehingga makna yang tertanam dalam kitab itu terbayang dalam pikiran, hikmah lain dari hal ini juga adalah, karena pasti setiap kali membacanya lagi, faedah yang didapatkan semakin banyak dan selalu bertambah, sehingga pemahaman kita lebih kompleks dalam masalah tersebut.
Maka, metode dalam belajar adalah memilih yang paling enteng dulu bagi dia, lalu diulang2, lalu semakin lama pindah ke yang semakin kompleks.
3. KEWAJIBAN SEORANG ALIM TERHADAP MURIDNYA
🌟 Wajib bagi setiap guru, untuk memperhatikan daya tangkap/background/pemahaman/kekuatan menyerap pembelajaran muridnya.
Yang sedikit tapi dipahami, lebih baik daripada banyak, tapi tidak dipahami sehingga dia lupa.
Guru juga harus memberi penjelasan sesuai dengan kondisi muridnya, agar muridnya paham.
Hendaklah seorang guru tidak berpindah dari satu masalah ke masalah lain, sebelum masalah sebelumnya selesai/dipahami.
Adapun kalau sibuk, lalu sang guru mencampurkan 2 permasalahan, maka ilmu itu akan menjadi sia-sia, karena jika satu masalah belum selesai, tapi sudah masuk masalah lain, maka yg pertama akan dilupakan, karena pikirannya akan berpindah atau dipenuhi dengan masalah lain itu, sehingga dalam pikirannya akan menjadi spt ini "boro-boro memahami masalah 1, masalah kedua aja udah makin susah" singkatnya seperti itu.
🌟 Wajib bagi guru untuk memberi nasihat, dan bersabar dalam menghadapi murid yang sulit paham, lalu sabar atas ketidakdisiplinan dan kekurang ajaran muridnya kepada guru, sampai muridnya paham terhadap adab dan pelajarannya.
Jadi kunci utama adalah agar murid paham, karena di dalamnya ada investasi akhirat.
Karena setiap murid memiliki hak atas muridnya (kewajiban guru terhadap murid)
Ilmu yang ada di guru itu ibarat barang yang dipunyai guru tsb ( barang tersebut akan dirawat, dijaga, dikembangkan) dan ibarat ayah yang ingin mewarisi harta kepada anaknya.
Seorang akan dapat pahala dalam pengajarannya, walaupun sang murid tidak paham, tapi jika murid paham sehingga diamalkan dan diajarkan, maka sang guru juga akan mendapat pahala jariyah, mirip seperti investor yang menginvestasi hartanya terhadap suatu hal yang dapat menguntungkan bagi dia.
Q.S. Yasin [36] : 12
Materi : Adab Pelajar dan Pengajar
Pemateri: Abu Haidar As-Sundawy
Tempat : Masjid Besar Cipaganti, Jl Raden A.A. Wiranata Kusumah, Bandung
Waktu : 10.00 - menjelang dzuhur
MATERI
1. WAJIB IKHLAS DALAM NIAT DAN BELAJAR SERTA MENGAJAR KARENA ALLAH.
Makna ikhlas : menunjukan maksud dari amalan hanya utk meraih ridho Allah dan meraih akhirat.
Siapa orang yang mencari suatu ilmu, ilmu ini mestinya dicari/dipelajari hanya untuk memperoleh wajah Allah, tapi jika ia tidak belajar untuk memperoleh wajah Allah, hanya untuk meraih dunia, maka dia tidak akan mencium bau surga.
Di bab sebelumnya dijelaskan, ada hadits yang menyebutkan bahwa ada 3 orang yang mempunyai amal-amal yang baik, yaitu jihad, mengajar, berinfaq, dan sebagainya, tapi mereka semua masuk neraka, karena mereka tidak ikhlas dalam beramal amalan tersebut.
Wajib bagi setiap ahlul ilmi, bagi pelajar/pengajar, menjadikan asas/dasar/fondasi dari seluruh urusan mereka (gerak, diam, amalan) dibangun diatas keikhlasan, maka semua amalan dia itu akan berfondasi keikhlasan yang sempurna, sehingga ibadahnya menjadi ibadah yang paling sempurna, yaitu adalah ibadah yang didasarkan keikhlasan.
Lalu memanfaatkan fondasi ini sebagai dasar setiap perbuatan mereka.
Ketika mengulang, menghafal, menulis, berdiskusi, belajar di majelis ilmu, atau ketika membeli kitab, dll. Niat utamanya harus karena ikhlas, bukan karena suatu alasan duniawi, contoh lain dari alasan duniawi adalah karena seseorang, ketika fulan tidak datang lalu dia menjadi malas, maka itu termasuk alasan duniawi.
Ikhlas tidak boleh lepas dari diri kita, sehingga walaupun terkadang dia riya' tapi dia selalu berusaha untuk menjadi ikhlas, maka semua amalnya adalah usahanya untuk mendekati Allah dan meraih akhirat.
Dari Abu Hurairah, Rasulullāh ﷺ bersabda, "Barangsiapa yg menelusuri jalan utk mencari ilmu, maka Allah akan mendekatkan dia kepada surga"
(HR Muslim, derajatnya shahih)
Dari hadits ini, maka setiap jalan yang ditempuh oleh ahlul ilmi untuk mencari ilmu (mendengar kajian di radio, internet, datang ke kajian, membaca kitab, dll), maka semua ini termasuk ke dalam hadits ini.
2. CARA MENCARI ILMU
Setiap pencari ilmu, diharuskan belajar pelajaran yang penting/utama dahulu, setelah itu baru ilmu" yang lain, serta aspek lain yang dapat membantu dalam mencari ilmu, contohnya bahasa arab.
Cara-cara dalam mencari ilmu sangat banyak dan berbeda-beda kondisinya bagi setiap orang, sehingga gunakan yang paling pas dengan tujuan dia serta yang paling nyaman bagi dia, carilah guru yang baik dan jelas dalam menyampaikan materi sehingga kita nyaman, paham, dan mengikutinya sampai selesai.
Hendaklah dia mempelajari disiplin ilmu, lalu sibukkan dengan kitab, tapi kitab yang mana? Dia harus tanya ke ahlinya.
Dalam membaca suatu kitab, setelah kitab itu selesai dibaca, maka harus dimuroja'ah lagi kitab itu, terlebih jika ingin mengajarkannya kepada orang lain, dan sebaiknya kita harus tamat dahulu, baru dimuroja'ah dan diajarkan, dan di muroja'ah lagi. sehingga makna yang tertanam dalam kitab itu terbayang dalam pikiran, hikmah lain dari hal ini juga adalah, karena pasti setiap kali membacanya lagi, faedah yang didapatkan semakin banyak dan selalu bertambah, sehingga pemahaman kita lebih kompleks dalam masalah tersebut.
Maka, metode dalam belajar adalah memilih yang paling enteng dulu bagi dia, lalu diulang2, lalu semakin lama pindah ke yang semakin kompleks.
3. KEWAJIBAN SEORANG ALIM TERHADAP MURIDNYA
🌟 Wajib bagi setiap guru, untuk memperhatikan daya tangkap/background/pemahaman/kekuatan menyerap pembelajaran muridnya.
Yang sedikit tapi dipahami, lebih baik daripada banyak, tapi tidak dipahami sehingga dia lupa.
Guru juga harus memberi penjelasan sesuai dengan kondisi muridnya, agar muridnya paham.
Hendaklah seorang guru tidak berpindah dari satu masalah ke masalah lain, sebelum masalah sebelumnya selesai/dipahami.
Adapun kalau sibuk, lalu sang guru mencampurkan 2 permasalahan, maka ilmu itu akan menjadi sia-sia, karena jika satu masalah belum selesai, tapi sudah masuk masalah lain, maka yg pertama akan dilupakan, karena pikirannya akan berpindah atau dipenuhi dengan masalah lain itu, sehingga dalam pikirannya akan menjadi spt ini "boro-boro memahami masalah 1, masalah kedua aja udah makin susah" singkatnya seperti itu.
🌟 Wajib bagi guru untuk memberi nasihat, dan bersabar dalam menghadapi murid yang sulit paham, lalu sabar atas ketidakdisiplinan dan kekurang ajaran muridnya kepada guru, sampai muridnya paham terhadap adab dan pelajarannya.
Jadi kunci utama adalah agar murid paham, karena di dalamnya ada investasi akhirat.
Karena setiap murid memiliki hak atas muridnya (kewajiban guru terhadap murid)
Ilmu yang ada di guru itu ibarat barang yang dipunyai guru tsb ( barang tersebut akan dirawat, dijaga, dikembangkan) dan ibarat ayah yang ingin mewarisi harta kepada anaknya.
Seorang akan dapat pahala dalam pengajarannya, walaupun sang murid tidak paham, tapi jika murid paham sehingga diamalkan dan diajarkan, maka sang guru juga akan mendapat pahala jariyah, mirip seperti investor yang menginvestasi hartanya terhadap suatu hal yang dapat menguntungkan bagi dia.
Q.S. Yasin [36] : 12
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
"Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
Jadi yang dicatat dari manusia bukan hanya amalan, tapi dampak dari amalannya tersebut, bukan hanya dampak kebaikan, tapi keburukan juga, contohnya, pengajar yang mengajar sehingga menghasilkan pengajar lagi (yang diajarkan bisa kebaikan atau keburukan)
Karena dampak keburukan juga dicatat, maka kita harus hati-hati dalam ngepost ilmu di medsos, karena kalau kita keliru, dan ternyata sudah dibaca jutaan orang, maka walaupun post dihapus, ilmu itu tetap ada di otak pembaca
Dalam masalah ini, jika sang guru mengajarkan kebaikan, tapi ternyata muridnya mengajarkan keburukan dari kebaikan itu, maka guru tidak dosa, tapi jika gurunya yang mengajarkannya, maka guru itu dosa
Hendaklah setiap guru menasihati murid agar mereka semangat dan tidak jenuh, dengan cara menyibukkan mereka dengan cara-cara yang variatif dalam belajar
4. KEWAJIBAN MURID KEPADA GURUNYA
Setiap murid wajib beradab kepada grunya, karena guru memiliki hak, ada hak khusus dan umum
AKAN DILANJUTKAN DI KAJIAN BERIKUTNYA
MATERI TAMBAHAN
Seseorang dalam jual beli, jika belum berpisah dan barang belum dipakai atau diambil, maka dicancel itu tidak apa-apa, pembeli tidak dosa, walaupun misalnya kurang 1 kg dari 1 ton, tapi ya, kasian penjualnya
Ditulis oleh ARS
Jadi yang dicatat dari manusia bukan hanya amalan, tapi dampak dari amalannya tersebut, bukan hanya dampak kebaikan, tapi keburukan juga, contohnya, pengajar yang mengajar sehingga menghasilkan pengajar lagi (yang diajarkan bisa kebaikan atau keburukan)
Karena dampak keburukan juga dicatat, maka kita harus hati-hati dalam ngepost ilmu di medsos, karena kalau kita keliru, dan ternyata sudah dibaca jutaan orang, maka walaupun post dihapus, ilmu itu tetap ada di otak pembaca
Dalam masalah ini, jika sang guru mengajarkan kebaikan, tapi ternyata muridnya mengajarkan keburukan dari kebaikan itu, maka guru tidak dosa, tapi jika gurunya yang mengajarkannya, maka guru itu dosa
Hendaklah setiap guru menasihati murid agar mereka semangat dan tidak jenuh, dengan cara menyibukkan mereka dengan cara-cara yang variatif dalam belajar
4. KEWAJIBAN MURID KEPADA GURUNYA
Setiap murid wajib beradab kepada grunya, karena guru memiliki hak, ada hak khusus dan umum
AKAN DILANJUTKAN DI KAJIAN BERIKUTNYA
MATERI TAMBAHAN
Seseorang dalam jual beli, jika belum berpisah dan barang belum dipakai atau diambil, maka dicancel itu tidak apa-apa, pembeli tidak dosa, walaupun misalnya kurang 1 kg dari 1 ton, tapi ya, kasian penjualnya
Ditulis oleh ARS
Dikutip dari OA Islam Yang Sehat