Rukun Iman VI - A (Iman Kepada Tadir Allah)



إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
Sungguh segala puji hanya milik Allah, kita mohon pertolongan dan ampunannya.
وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا
Kita berlindung kepada Allah dari keburukan diri kita dan dari keburukan amal perbuatan kita.
مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ 
Barang siapa yang Allah beri hidayah maka ta’akan ada seorangpun yang bisa menyesatkan.
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
Dan barang siapa yang dibiarkan sesat maka taakan ada seorangpun yang bisa memberi pentunjuk.
،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
Aku bersaksi, tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah.
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
Dan aku bersaksi bahawasannya Muhammad adalah hamba dan rasulnya.
أَمَّا بَعْدُ 

Allah berfirman dalam surat Qaf
مَا يُبَدَلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ وَمَا أَنَا بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيدِ
“Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku”.(Q.S. Qaf [50] : 29).
Dari Abu Dzar Al Ghifari radhiallahuanhu dari Rasulullah  sebagaimana beliau riwayatkan dari Rabbnya Azza Wajalla bahwa Dia berfirman : “...Wahai hambaku semua kalian adalah sesat kecuali siapa yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberikan kalian hidayah....”.(H.R. Muslim).
Kita tetepa minta hidayah walaupun sekarang kita bisa ta’at. Kita tetap minta hidayah ke Allah kenapa ? Karena kita ga tahu takdir yang mana nanti kita didepan, karena itu kita terus memohon kepada Allah hidayah. Siapa yang bisa mengira seorang laki-laki yang dulu memahami Al-Qur’an jadi jalan hidayah, ngajarin sholat, ngajarin ngaji, ngajarin untuk cinta sama ceramah-ceramah islam, tapi ternyata serakarang dia jadi musuh islam, dia keluar, murtad, keluar dari agama islam. Karena itu kita memohon ke Allah ketika kita dapet hidayah alhamdulillah.
Sekarang akan dibahas salah satu orang dari 4 ulama mazhab sangat luar biasa. Ada yang tahu siapa ? Imam Abu Hanifah. Tahu siapa nama asli Imam Abu Hanifah ? Nu’man bin Tsabit bin Zuta bin Mahan at-Taymi lalu kenapa dipanggil Abu Hanifah ? Menurut salah satu riawat hanifah itu artinya tinta kalau ga salah, Abu Hanifah itu kalau nulis cepet banget, saking cepetnya nulis makanya dujuluki dengan Abu Hanifah. Abu Khurairah tahu kenapa dijuluki Abu Hurairah ?  Karena suka kucing padalah nama aslinya itu Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi. Abu Hanifah dalam kitab sejarah yang dikarang oleh DR. Abdurrahaman Ra’fat Al Basya, disitu dikasih tahu ciri-ciri Imam Abu Hanifah yaitu orang ga terlau tinggi dan engga terlalu pendek, badannya bagus, berjenggot lebat dan orangnya ganteng mirip sama Nabi  dan dia ini adalah orang yang kaya banget. Dan beliau sering ngasih pengajian, beliau sering ngasih pengajian bahkan sampai ke seorang khalifah dipanggil untuk mengisi materi di istana khalifahnya. Seteleah selesai ngasih materi khalifah ini ngasih uang 30000 dirham atau sekitar 1.5 miliyar rupiah. Abu Hanifah tahu bahwasannya gaji seorang pengajar Al-Qur’an itu halal dan kita tahu walaupun ulama berbeda pendapat tapi mayoritas ulama bersepakat bahwa gaji pengajar Al-Qur’an baik dia meminta ataupun tidak meminta. Kalau meminta dalilnya dari hadist riwayat bukhari dari seorang sahabat namanya Abu Sa‘id al-Khudri yaitu ketika beliau lagi ditengah perjalanan, ada seseorang yang tersengat sama kala jengking kemudian di rukiyah dan dia meminta imbalan berupa 40 kambing dan dikasih. Ketika dateng ke Nabi  kemudian beliau bertanya “Dari mana engkau tahu kalau Al-Fatihah itu bisa dijadikan rukiyah” akhirnya Nabi  bilang beri aku sebagian dari kambingnya maka itu menun jukkan bolehnya seorang penceramah dia meminta atau pun tidak itupun boleh. Tapi yang hebat dari Abu Hanifah sekalipun dia tahu halalnya itu tapi karena dia itu udah saking kayanya, beliau tidak perlu lagi tambahan, beliau sudah qona’ah dengan apa yang dimiliki dari hasil jualannya. Akhirnya beliau tolak dengan cara halus “Wahai khalifah aku tidak menolak uangmu, cuman mending disimpen dulu di baitul mal, nanti kalau aku butuh uang nanti aku ambil” akhirnya sampai mati juga ga diambil-ambil itu uangnya kemudian khalifah bilang “Hanifah ini, dia menolak uang dari kita dengan cara yang halus, sebenernya dia ga mau nerima uang tapi dia pake bahasa yang halus suapa tidak meyakiti hatiku”. Subhanallah.
Abu Hanifah ini seseorang yang luar biasa cerdasnya, cerdas banget dan beliau terkenal dengan perdepatannya dengan orang-orang yang sesat yaitu dari kaum majusi, dari kaum qadariyah, kaum aliran-aliran sesat yang disepakati ulama tentang kesesatannya. Tapi tahu ga yang hebat dari Abu Hanifah ? Beliau tidak mengfonis seseorang bahwasannya kamu itu penduduk neraka, kamu itu sesat, tapi yang beliau lakukan adalah kasih tahu pendapatmu itu keliru, aku harus meluruskanmu. Beliau ga bilang bahwasannya kamu sesat, kamu masuk neraka engga tapi belau dakwahi dengan lemah lembut, karena memang kebanyakan orang yang sesat dimuka bumi ini adalah karena ketidak ngertian. Ada ceramah seorang ulama besar di Indonesia namanya Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat dimesjid kampus UPI, teme-tementahu NII apa ? Negara Islam Indonesia itu adalah suatu aliran yang disepakati kesesatannya oleh MUI, oleh semua ormas kecuali NII. NII ga mungkin bilang bahwasannya kami ini sesat wkwk. Pokonya ulama udah sepakat tentang kesesatannya NII tapi coba lihat apa yang dikatakan oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat ketika beliau membahas tentang kesesatan NII beliau bilang ajaran-ajaran NII itu adalah ajaran-ajaran kekufuran, masa mereka bilang bahwasannya sholat itu ga wajib karena sekarang udah ada Makkah, wajibnya sholat tu waktu di periode Madinah padahal sekarang periode Indonesia gitu ya, gada periode Makkah, Madinah itumah zaman dulu. Itu adalah kekufuran bilang sholat itu ga wajib tapi saya engga mengkafirkan orang-orang yang ada di NII kenapa ? Karena diantara mereka ada orang-orang yang keliru, ada diantara mereka orang-orang yang belum mengerti. Subhanallah. Ada orang islam yang melakukan maksiat besar, ga bisa kita fonis kalau dia itu kafir, atau dia itu sesat, atau dia itu munafik pendosa besartapi kita bilang amalnya adalah amalan dosa besar tapi boleh jadi dia melakukannya karena ketidak mengertian.
Akan dibahas kurun iman ke 6 yaitu iman kepada qada dan qadar atau terkenal dalam bahasa indonesianya takdir. Ini termasuk rukun iman, kalau seseorang salah dalam memahami takdir maka minimal orang tersebut akan termasuk kedalam golongan orang-orang qadariyah yang dimana Nabi Nabi  bersabda dalam hadist shahih dalam silsilah hadist ash-shahihah alqadariyah “orang-orang qadariyah itu adalah majusinya umat islam”. Ada yang tahu majusi ? Tuhan majusi ada berapa ? Tuhan majusi itu ada 2.
1. Yaitu api atau lebih dikenal dengan cahaya. Jadi tuhannya itu bukan apinya tapi cahayanya yang muncul dari api. Apa itu tuhan cahaya ? Yaitu tuhan pencipta kebaikan.
2. Ada juga tuhan kegelapan yaitu tuhan pencipta keburukan.
Itulah orang-orang majusi dan orang-orang qadariyahpun sama seperti ini, karena itu kenapa Nabi  bersabda “emang apa samanya qadariyah dengan majusi” karena majusi meyakini tuhan itu ada dua yaitu tuhan yang menciptakan kebaikan dan tuhan yang menciptakan keburukan. Begitu juga qadariyah mereka bilang Allah hanya menciptakan kebaikan sedangkan keburukan itu diciptakan hanya oleh diri kita. Ini sesatu yang harus diluruskan. Munkin ada yang pernah denger ada ustadz bilang gini “keburukan itu tidak datang dari Allah tapi kitalah yang menciptakan keburukan” ini adalah dampak dari salah memahami ayat-ayat Qur’an salah satunya di surat An-Nisa dimana Allah berfirman :
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ...
  “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri...”.(Q.S. An-Nisa’ [4] : 79).
Ini salah dipahami sehingga orang-orang memahaminya oh Allah pencipta kebaikan, kita pencipta keburukan. Masyaallah ini salah memahami maka nanti akan dibahas.     
Nanti kalau temen-temen mau menyampaikan materi ini ke orang awam, jangan menggunkan materi ini. Ini adalah materi untuk orang-orang yaudah bener-bener paham, sehingga dia mengerti dalil, sehingga diperdalam lagi.
Masuk dalam pembahan takdir.
1. Kita harus meyakini dihati, yakin betul-betul. Bahkan kalau seandainya kita tidak punya keyakinan ini maka pembahasan ini akan sia-sia kalau kita tidak meyakini hal ini. Yaitu meyakini bahwasannya perbuatan Allah penuh keadilan dan penuh hikmah. Apapun yang Allah lakukan itu penuh hikmah. Hikmahnya bisa kita ketahui ataupun bisa tidak kita ketahui tapi yang jelas Allah pasti penuh hikmah perbuatannya.
Ini salah satu orang yang terjerumus ikut ke aliran yang menyimpang pernah nanya ke seorang Dosen Imarad ia bertanya “Uztad kenapa Allah menciptakan cicak kalau Nabi  memerintahkan untuk dibunuh” terus ada lagi yang nanya “Uztad kenapa Allah ciptakan babi kalau Allah mengharamkan babi ?” ada lagi yang nanya “Uztad kenapa Allah ciptakan ular kalau Allah haramkan ular ?”. Ya Allah menciptakan sesuatu pasti ada tujuannya masing-masing. Tujuan itu ada yang dikehui oleh Allah saja dan ada juga diketahui oleh kita, makanya kita ga boleh nanya-nanya tentang syariat seperti ini “Keapa Allah nyuruh kita ngebunuhin cicak ? Ngapain diciptain dong ! Kenapa Allah nyuruh kita ngebunuhin babi, kenapa ga diciptaiin aja ?” ga boleh nanya-nanya gitu, karena hikmah Allah itu diluar batas pikiran kita.

2. Pembahasan tentang aqidah itu harus berdasarkan dalil, bukan berdasarkan akal. Kemudian orang ini mendebat Aa Rizal dia bilang “A kata aa mengimani aqidah bahwasannya harus dengan dalil bukan dengan akal terus buat apa Allah nyiptain akal” lagi-lagi dia nanya buat apa Allah nyiptain akal. Allah berfirman dalam surat Ali-Imran
“pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berfikir”.
Allah banyak  memuji fikiran tapi bukan berarti kita memahami semua dalil harus pake otak. Coba Ali ibn Abi Talib ketika beliau menjelaskan tentang akal, beliau menggambarkan ketika menyapu kasus kaki. Jadi kalau kalian udah wudhu terus langsung pakai kaus kaki setelah itu batal maka ga usah dilepas kauskakinya tapi cuma iusap aja kasukakinya bagian atas. Nah Ali ibn Abi Talib bilang seandainya agama itu berdasarkan akal, pasti ngusap tu bagian bawah kenapa ? Karena bagian bawah yang kotor. Tapi karena agama ini bukan berdasarkan akal makanya yang diusap itu bagian atas. Kalau kita ngusap sepatu atau kaus kaki maka yang diusap itu bagian atas bukan bagian bawah, padahal yang kotor itu bagian bawah bukan bagian atas. Jadi untuk apa akal itu ? Akal itu hanya untuk sekedar buat ngebantu saja. Karena itu dalam Al-Qur’an Allah berfirman tentang ucapan sahabat itu sam’ina wa atho’na (kami dengar dan kami taat) bukan absorma wa atho'na bukan (kami melihat, kami mengobservasi dan baru kami taat) bukan. Karena itu pembahsan aqidah sekali lagi bukan dengan akal. Akal mungkin bisa membantu selama masih sesuai dengan dalil tapi kalau udah bertentangan dengan dalil maka akal kita harus ditundukan. Ga usah pakai akal lagi, yang penting kita dengar dan yakini.
Sekarang kita ngebahas tentang masalah takdir. Sekarang kita akan masuk point pertama :
1. Allah adalah pencipta segala sesuatu. Segala sesuatu itu diciptakan oleh Allah tanpa terkecuali. Segala yang baik itu diciptakan oleh Allah, yang burukpun diciptakannya oleh Allah. Point petama  Allah pencipta kebaikan dan keburukan. Itu harus kita yakini ga boleh engga. Contoh benda yang buruk apa ? Jahanam, baik atau buruk ? Buruk, siapa yang bilang buruk ? Allah, Allah sendiri yang bilang “Jahanam adalah seburuk-buruknya tempat tinggal” apa lagi makhluk terburuk di muka bumi ini ? Dajjal, siapa yang menciptakan Dajjal ? Allah sendiri yang menciptakan, syaitan siapa yang menciptakan ? Allah sendiri yang menciptakan, siapa yang menciptakan iblis ? Allah sendiri yang menciptakan. Bagaimana mungkin kita bilang bahsannya keburukan itu diciptakan oleh diri kita, padahal Allah pencipta segala sesuatu. Kalau kita bilang keburukan diciptakan oleh diri kita berarti kita adalah tuhan, tapi tuhannya tuhan pencipta keburukan. Salah paham banget ya kalau kita bilang kita itu tuhan pencipta keburukan. Allah berfirman dalam surat Az-Zumar :

اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ
      “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu”.(Q.S. Az-Zumar [39] : 62)
Nah kalau Allah pencipta segala sesatu, amal perbuatan manusia berarti di cintakan oleh Allah ga ? Iya, masa engga sih. Sekali lagi Allah pencipta kegasa suatu yakin ! berarti amal perbuatan kita siapa yang menciptakan ? Allah, kalau seseorang melakukan amal soleh maka Allah yang telah meciptakan amal soleh tersebut  dan Allah yang telah membuat dia melakukan amal saleh tersebut dan ketika ada seseorang melakukan dosa berzinah, membunuh maka Allah juga yang menciptakan manusia tersebut dan Allah juga yang mentakdirkan dia untuk membunuh. Nah pasti tema-teman bertanya-tanya kalau gitu Allah jahat ? Tenang, jangan dulu kita memahami seperti itu dulu, pokoknya sekarang terima dulu point ini dulu ya.
Baik sekarang amal soleh kita atau dosa kita siapa yang mentakdirkan itu semua ? Allah, dalilnya apa ? Dalil pertama surat 37 ayat 96.  
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu".(Q.S. As-Saffat [37] : 96).
Bahkan Nabi  sendiri yang menafsirkan ayat ini, jadi yang menafsirkan ayat ini bukan ulama lagi tapi yang nafsirin ayat ini Nabi  sendiri dalam hadist shahih riwayat Al-Bukhari dalm kitab kitab af'al al-'ibad apa bunyinya
Nabi  bersabda : “Allah yang maha tinggi, dialah yang menciptakan pelaku perbuatan dan perbuatan yang dia lakukan”.(H.R. Al-Bukhari).
Jelas ga tu hadistnya ? Jelas banget, jadi siapa yang menciptakan pezinah ? Allah, siapa yang ngebuat seseorang itu berzinah ? Allah juga. Tenang pasti kawan-kawan bertanya kenapa Allah seperti itu ? Nanti akan dibahas yang penting sekarang terima dulu point tersebut. Lanjut ke dalil berikutnya surat ke-17 ayat ke-13 Allah berfirman :
وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ ۖ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka”.(Q.S. Al-Isra’ [17] : 13).
Allah pasangkan amal perbuatannya seperti kalung dilehernya. Maksudnya apa ? Kata Abdullah Ibn Abbas sahabat Nabi  yang nomor satu ahli tafirnya setelah Nabi . Kata Abdullah Ibn Abbas dan muridnya mujahid maksud dari ayat ini adalah Allah yang menciptakan amal manusia, Allah juga yang mentakdirkannya kepada manusia kemudian Ibu Katsir dalam tarfirnya menjelaskan Allah yang menciptakan amal perbuatan baik dan buruk dan orang-orang yang Allah b takdirkan berbuat baik maka pasti akan melakukan kebaikan di waktu yang telah Allah tentukan dan orang yang telah Allah b takdirkan berbuat dosa pasti akan melakukan dosa diwaktu yang telah Allah b takdirkan. Gimana ngerti ga nih ? simpel ga sih ? Simpel banget ga sih. Pokoknya intinya Allah b yang menciptakan dan keburukan, Allah b juga yang mentakdirkan segala sesuatu termasuk amal perbuatan kita itu juga ditakdirin sama Allah b. Kalau bukan sama Allah b sama siapa lagi coba ? Nah itu tafsir Ibnu Katsir, kalau ga percaya silahkan temen-temen baca sendiri ya tafsirnya. Dan saran aja ngebaca tafsir Ibu Katsir itu yang asli, versi bahasa arabnya kalau versi baha indonesia itu banyak yang udah dipotong-potong jadi mungkin sebagian yang dijelasin disini ga akan ditemukan.
2. a. Wajib beriman bahwa Allah b telah menulis takdir, menetapkan takdir dan menghendaki takdir itu untuk terjadi. Karena Allah b berdeda dengan manusia. Misalnya Abu Takeru menjadi presiden, kemudian Abu Takeru bikin di satu kitab, kitab ini Abu Takeru ditulis proker-proker yang akan dikerjakan. Ini akan saya lakukan pada hari ini, pada hari ini, pada hari ini terus semuanya ditulis maka kira-kira bisa tercapai semua ga tuh ? Belum tentu ya, kenapa ? Pertama Ilmu kita ga sempurna sehingga kita ga tahu bahwasannay “oh besok teh mau ngerjian ini eh ada bencana alam” misalnya gitu. Sehingga kalau kita nentuin proker belum tentu kesampaian semua karena ilmu kita sangat rendah, kita tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Point kedua kemampuan kitapun terbatas dan semcam kekurangan yang kita miliki tapi Allah b apa Allah b itu lemah ? Tidak, apakah Allah b tidak mengetahu ? Tidak, tapi Allah b  mengetahui. Dalil yang peratama adalah hadist sahih riwayat Abu Daud nomer 4700.

Nabi  bersabda : “makhluk yang pertama kali Allah ciptakan adalah pena”.(H.R. Abu Daud).
Mungkin ini ada yang berbeda pendapat dalam redaksi hadist tapi intinya sama. Yang pertama kali Allah b ciptkan itu adalah pena dan Allah b meyuruh pena ini untuk menulis. Kemudian pena ini bertanya “Ya Allah ya rabb apa yang harus aku tulis ?” Allah b mejawab “segala sesuatu samapi hari kiamat”. Jadi Allah b ngomong ke pena untuk menulis segala sesuatu sampai hari kiamat ditulis. Akhirnya pena itu menulis semuanya sampai hari kiamat. Ya ditulis itu dikehendaki oleh Allah b atau tidak ? iya pasti, apa yang ditulis oleh pena itu sesuai dengan apa yang Allah b kehendaki.
Nah itulah yang namanya takdir. Takdir adalah suatu ketetapan Allah b yang telah Allah b tulis dalam Lauh Mahfuzh dan itu tidak bisa dirubah, kalimat Allah Allah b tidak, ketetapan Alla Allah b tidak berubah. Jadi kalau ada orang yang bilang takdir bisa dirubah itu perlu diluruskan emang nanti ada hadits yang seakan-akan bilang do’a itu merubah takdir itu juga harus dibahas apa maksdu hadist tersebut.  
b. Nabi  bersabda : “sesungguhnya Allah telah mentakdirkan, menetapkan segala takdir atas makh-makhluknya semuanya 50000 tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi”.(H.R. Muslim).
c. Nabi  bersabda : “Tidak ada seorangpun diantara kalian kecuali telah ditepakan surga atau neraka”.(H.R. Al-Bukhari no. 4666).
Jadi kita semua udah ditetapkan oleh Allah b masuk surga atau neraka  di hari kiamat. Terus untuk apa beramal ? Nanti akan dijelaskan ya simak terus pembahsannya. Lanjutkan dimana Allah berfirman dalam surat ke-54 ayat ke-49 :
d.
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”.(Q.S. Al-Qamar [54] : 49).
Jadi Allah b menciptakan segala sesuatu udah ditakdirin apapun itu dan kata Ibu Katsir ayat ini adalah ayat yang dipegang oleh kesepakatan ahli sunnah. Ayat yang dijadikan pedoman bahwasannya Allah b telah mentakdirkan segala sesuatu dan Allah b tahu kapan terjadinya sesuatu tersebut.  
e. Nabi  bersabda ke Abdullah Ibn Abbas. Nabi  bersabda : “wahai anaku, jikalau seluruh umat berkumpul untuk memberi manfaat kepada dirimu, nicaya mereka tidak akan bisa memeberi manfaat sedikitpun kepadamu kecuali apa-apa yang sudah Allah takdirkan dan jikalau seluruh umat berkumpul untuk memberi bahaya kepada dirumu, niscaya mereka tidak akan bisa memberikan bahaya kecuali sesuatu yang telah Allah takdirkan”.(H.R. Tirmidzi no. 2516. Hadist Hasan Sahih).
Jadi segala sesuatu didunia ini terjadi atas kehendak Allah b engga ? Iya, sekarang bagai mana dengan orang yang bilang seseorang bermaksiat itu karena bukan kehendak Allah b tapi itu kehendak dirinya sendiri, berarti dia sekaran-akan bilang dialah pencipta amalnya, nah ini keliru.
 Ini hadist yang serem banget mungkin ada yang baru mendengarnya sekarang termasuk saya sendiri baru pertama kali mendengar hadist ini didalam tafsit Ibu Katsir di surat 42 ayat ke-7 disana Ibu Katsir membawakan satu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam An-Nasa’i dan Imam At-Tirmidzi. Hadist ini hasan gharib.
f. Nabi  bersabda : “suatu saat Nabi  keluar kedepan para sahabatnya membawa kitab ditangan kanan dan ditangan kiri. Kemudian beliau meyodorkan tangan kanannya sambil bilang dikitab ini tercatat seluruh nama penduduk surga berserta nenek moyang mereka dan kaum-kaum mereka dari yang awal sampai yang akhir dan tidak akan ditambah dan tidak akan dikurang. Kemudian beliau meyodorkan tangan kirinya sambil bilang dikitab ini tercatat nama-nama seluruh penduduk neraka dari nenek moyang mereka, dari kabilah-kabilah mereka, dari yang awal samapai yang akhir tidak akan ditambah dan juga tidak akan dikurang”.(H.R. Ahmad, An-Nasa’i, dan At-Tirmidzi. Hadist Hasan Gharib).
Beliau bersabda seperti itu bayangin, ada yang bilang “ga mungkin, emang cukup buat nyimpen seluruh nama orang dari zaman nabi adam sampai hari kiamat di satu buku” sekarang di galaxy tab aja bisa bagaimana dengan kitab yang Allah b sendiri ciptakan gitu. Ini kitabnya ktab apa Wallahu a’lam, kita ga usah nanya-nanya tapi yang jelas ada kitab aja. Bukan Al-Qur’an yang jelas ini kitab berisi daftar nama. Andai kita ada dizaman itu pasti kita penegn neleng ya ga atau seperti minta ke rasul pengen liat oh ada nama aku di penduduk surga Alhamdulillah. Kalau seandainya kita ada dizaman itu kita pasitu iya ga ? Cuman emang sahabat ga ada yang ngebuka kitab tersebut, jadi ga ada seorang pun yang tahu gitu ya kecuali beberapa yang emang udah dikasih tahu oleh Nabi  seperti Abu Bakar j , Umar j, Ali j itu nama-nama yang dijamin masuk surga cuma kitamah ga tahu.   
Tapi setelah disampaikan fatwa dari Ibu Katsir, Imam Nawawi, kesepakatan semuanya kemudian mereka bilang tapi uztad saya ngomong gini, diakan juga ulama, ya dia ulama cuman kamu bilang dia ulama tapi ucapannya itu bertentangan dengan ijma ulama zaman dulu. Jadi ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah para sahabat semua pemahamannya keliru, mereka semua sesat. Kemudian kedua uztadmu yang sesat. Yang mana yang mungkin ? Yang kedua pasti ya, ga mungkin kita bilang sahabat pemahannya sesat ga mungkin.
g. Surat Al-Baqaraha ayat 253 dimana Allah berfirman :
...وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلُوا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ
 “...Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya”.(Q.S. Al-Baqarah [2] : 253).
Jadi ini bercita tentang antara Nabi Isa n dengan Nabi Muhammad  adalah masa-masa fatrah yaitu zaman dimana tidak ada nabi dan rasul. Banyak kaum muslimin yang dibunuh salah satunya kisah Ashabul Ukhdud yah 40000 dibunuh. Namun kalau Allah b menghendaki mereka itu ga saling membunuh, tapi Allah b mengendaki yang lain Allah b mengehendaki mereka untuk saling membunuh, kalau begitu Allah yang jahat ? Nauzubillah min zalik ga boleh kita ngomong gitu, bentar lagi kita samapi kepertanyaan itu ok. Jadi kalau ada orang saling membunuh siapa yang mentakdirkan ? Allah, Allah b sendiri yang bilang terdapat dalam tafsir Ibu Katsir. Kata Ibu Katsir inilah yang menunjukkan takdir Allah, Allah menghendaki mereka saling membunuh satu sama lain karena ada hikmah dibalik semua itu.  
h. Surat ke-6 ayat ke-34
...ۚ وَلَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ۚ...
  “...Tak ada seorangpun yang dapat merubah kalimat-kalimat (janji-janji) Allah....”.(Q.S. Al-An’am [6] : 34).
Dalam Tafsir Ibu Katsir dijelaskan maksudnya ketetapan Allah, takdir Allah, kalimat Allah engga berubah, kalau Allah b menghendaki sesuatu maka pasti terjadi.   
Sekarang kita masuk ke pertanyaan-pertanyaan anak-anak bandel :
Pertama ini kalau dengan logika maka gini mereka bilang, Astaghfirullah hal ’azim bagi yang pernah melakukannya semoga Allah b mengampuni, mungkin kita undah terlanjur main satu game yang namanya the sims atau harvest moon atau game apapun di laptop, game apapun di ps1 atau ps2 yang kita bisa nyiptain karakter, kalian bisa membayangkan di dalam game the sims itu kita dalam bisa dalam tanda kutib menciptakan karakter ya, telinganya di buat panjang kemudian matanya dibuat sipit, hidungnya dibuat mancung, bibirnya di buat monyong, kepalanya dibuat kayak bejita atau shongoku ya macem-macem, kakinya di buat pendek gitu ya. Kita yang nyiptain orangnya kemudian kita juga yang mengatur orang tersebut, pencet ini jadi makan, pencet ini jadi nempeleng orang, pencet ini jadi ngobrol, kita yang mengatur. Nah ketika kita mengatur itu didalam game kita itu mengatur orang-orang yang didalamnya ya ga ? Iya, terus orang-orang yang nakal ini bilang “kang kalau misalnya Allah tu ngatur kita, semua perbuatan kita diatur oleh Allah maka apa bedanya Allah ngatur kita dengan kita ngatur orang yang ada digame” dijawab ya jelas beda, kalau kita ngatur orang yang ada digame kenapa ? Karena iseng, tapi kalau Allah ngatur manusia itu pasti penuh hikmah dan ada asalan kenapa Allah mengatur seseorang seperti itu. Maka ga bisa sekali-kali kita samakan Allah dengan diri kita, coba banyangin orang ada yang ngomong gini “Kang fir’aun itu diciptain oleh siapa ? Oleh Allah. Fir’aun kafir itu siapa yang mentakdirkan ? Allah, terus kenapa Fir’aun di siksa di neraka ? Kan Allah yang mentakdirkan Fir’aun jadi kafir berarti Allah yang salah dong” Allahu Akbar mereka menyamakannya dengan ini. Contohnya seseorang membuat robot kemudian orang tersebut yang menggerakan robotnya kemudian orang tersebut ngegerakin robotnya untuk nonjok orang yang ngegerakinnya. Setelah ditonjok orang tersebut bilang ke robotnya kamu ngapain nojok saya dan akhirnya di tonjok balik robot tersebut maka orang tersebut bisa dibilang orgil (orang gila) ya ga ? Orang tersebut yang ngebuat robotnya, kemudian orang tersebut yang ngegerakinnya robot tersebut untuk nonjok pembuatnya, kemudian orang tersebut ngebales sendiri hasil pukulannya ya, karena manusia itu mengkontrol, manusia itu melakukan sesuatu dengan keterbatasannya. Adapun Allah b ketika mengatur manusia itu jelas beda banget, ga bisa disamakan, Allah mengatur seseorang untuk berzina maka dia ga bisa disalahkan, Allah ga bisa disalahkan karena orang tersebut berzina karena Allah itu berbeda dengan mahkluk, ketika dia mengatur dia punya alasan yang kuat, dia punya hujjah, dia punya hikmah. Sekali lagi di point paling pertama dalam mebahas takdir kita harus yakin Allah punya hikmah, Allah itu maha adil, Allah itu penuh keadilan. Kalau kita ga percaya itu maka kita ga akan puas dengan pembahasan takdir ini.
Orang yang nakal ini bilang ke Abu Takeru “kang saya sekarang bebeda pendapat dengan a rizal itu takdir Allah bukan ? Iya, Allah yang mentakdirkan saya untuk punya pendapat ini ? Iya, Allah juga yang mentadirkan aa rizal untuk punya pendapat itu ? Iya, berarti Allah juga yang mengadu domba kita ? Engga, Allah engga mengadu domba. Allah berkehendak kamu punya pendapat itu dan saya punya pendapat ini kemudian kita berdebat.” Allah yang menghendaki kita berdebat tapi kita ga boleh nyalahin Allah, ga boleh menyalahkan Allah dalam kemaksiatan. Ini dia point-point yang tadi kalian tanyain kalau orang berzinah Alla yang takdirkan berarti Allah yang salah ? Engga. Dalilnya apa ? Surat 21 ayat 23 dimana Allah berfirman :
لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ
“Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai”. (Q.S. Al-Anbiya [21] : 23).
Simpel ga sih jawabannya, kalau Allah takdirkan berzinah kemudian Allah juga yang menyiksa dia terus ada orang bilang kenapa Allah begitu maka jawabnnya Allah ga ditanya atas apa diperbuat, manusia yang bakal ditanya. Jadi walaupun Allah yang mentakdirkan segala sesuatu tapi kalau seseorang melakukan dosa maka dia ga bisa nyalahin Allah, Allah yang memiliki dirinya, Allah juga punya segalanya maka siapa yang mau menyalahkan Allah, siapa yang mau bilang Allah itu jahat, siapa yang mau mendemo Allah, ga ada. Kalau seandainya ada yang mau mendemo Allah misal dihari kiamat nanti ada orang ngumpul membawa mendera misalnya, kita semua berdemo kepada Allah. Ini ada salah satu novel Robohnya Surau Kami Nauzubillah min zalik ini ada novelnya di bahasa indonesiakan. Ini novel yang terkenal, ini terjadi kata benulisnya semoga Allah memaafkan dia. Digambarin diharikiamat orang-orang dihari kiamat itu berdemo kepada Allah, kalau seandainya bener di hari kiamat itu demo ya Allah, engkau yang menciptakan kami, engkau yang takdirkan kami dosa kenapa engkau siksa kami kan engkau yang salah. Terus kalau kita ngomong gitu Allah mau ngapain ? Allah mau merubah apa yang dia inginkan engga ya, da kitamah ga ada apa-apanya dengan Allah, sehingga kalau Allah mentakdirkan sesuatu maka kita ga boleh nyalahin Allah.
Syaikh Utsaimin menafsirkan hadist ini ketika sahabat dibilangin tidak ada seorangpun diantara kalian keculai sudah ditakdirkan surga maupun nerakanya terus sahabat bilang ya rasul kalau gitu ya udah aja kami bersender pada takdir, kan semuanya udah ditakdirkan kemudian kata Nabi  beramallah, karena seseorang itu akan dimudahkan sesuai dengan takdirnya. Syaikh Utsaimin mensyarah hadist ini dan jawaban beliau ini luar biasa. Kata Syaikh Utsaimin : seseorang yang melakukan dosa betul-betul takdir dari Allah tapi dia ga boleh menyalahkan Allah, kenapa ? Karena sebelum dia melakukan dosa, dia belum tahu takdirnya apa. Misalnya kalian lagi ada disatu tempat, kemudian didepan kalian ada filem porno atau majalah porno, kalian bisa ga bilang kalau saya udah ditakdirin baca majalah porno pasti baca ko. Bisa ngomong kayak gitu ? ga bisa. Kenapa ? Karena belum tahu kan takdirnya masa depan. Pas bica baca baru bisa bilang oh ternyata ini takdirku. Karena yang takdir itu yang tahu Allah, sedangkan kita ga tahu, makanya saat kita berbuat dosa kita ga boleh nyalahin Allah. Maka itulah bedanya pengaturan Allah pada manusia dengan pengaturan kita terhadap game beda. Itulah sebabnya saat kita melakukan dosa maka kita ga bisa nyalahin Allah. Karena sekarang kalian merasa diri kalian mati lalu ada orang yang menggerakan ? Engga kan tapi seakan-akan bergerak sendirikan. Jadi begitu makanya beda pengaturan Allah terhadap manusia dengan pengaturan manusia terhadap karakter yang ada digame ga bisa disamain karena Allah mengatur segalanya dengan penuh hikmah.
Kalao kalian ga puas dengan pembahsan takdir ini berarti satu penakitnya karena kalian belum yakin bahwasannya perbuatan Allah itu adil, belum yakin bahwasannya perbuatan Allah itu penuh hikmah makanya seakan-akan kalau Allah mentakdirkan seseorang berdosa maka kitateh masih menganggap Allah itu salah, betul sih Allah yang mentakdirkan tapi kalau kita menyalahkan Allah ga boleh, kenapa ? Karena Allah melarang kita untuk menyalahkan dirinya, kitamah disuruhnya untuk menyalahkan diri kita.
Sekarang bagaimana dengan tarfir ayat qur’an          
مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ...
 “Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri...”.(Q.S. An-Nisa’ [4] : 79).
Coba baca ayat sebelumnya ayat 78 nya dimana orang kafir itu bilang kalau mereka ditimpa kebaikan mereka bakal mengatakan oh ini dari Allah tapi kerika mereka mendapatkan musibah keburukan maka mereka mengatakan ini karena ulahmu  wahai Muhammad lalau Allah bilang di kalimat selanjutnya “katakanlah kebaikan dan keburukan itu datangnya dari Allah” seakan-akan bertentangan, diayat 78 Allah bilang segala sesuatu dari Allah tapi di ayat 79 Allah bilang kebaikan dari Allah, keburukan dari diri kalian. Seakan-akan bertentangan ya, aslinya gimana ? Aslinya begini ketika kita mendapat kebaikan maka yakin datangnya dari Allah, namun ketika kita dapat keburukan maka kita yakin itu terjadi dari takdir Allah tapi apa sebab yang menyebabkan Allah turunkan musibah kepada kita, keburukan kepada kita, itu sebabnya adalah dosa kita. Karena dosa kita maka Allah turunkan keburukan, tapi dosa yang kita lakukan takdirnya dari Allah juga. Jadi simpelnya gimana ? simpelnya gini dijelasin dalam 3 point dibawah :
1. Yakini Allah pencipta dan pentakdir segala kebaikan dan keburukan.
2. Segala keburukan yang Allah takdirkan itu pasti mengandung kebaikan, pasti mengandung hikmah, pasti mengandung keadilan.
3. Kalau kita ngelakuin dosa maka jangan menyalahkan Allah.
Sebenarnya pembahasan takdir yang simpel itu dalam 3 point tersebut. Pasti kalau teman-teman masih belum puas maka tanyakan tauhid masing-masing, tanyakan udah yakin belum bahwasannya Allah itu penuh hikmah perbuatannya, kalau belum yakin makanya tidak akan puas dengan pembahasan takdir. Baik sekali lagi kalau melakukan dosa maka siapa yang mentakdirkan ? Allah, boleh ga nyalahin Allah ? Ga boleh, kenapa ? Karena sebelum kita melakukan dosa, kita belum tahu takdirnya. Ada orang yang ngomong gini “A kalau seseorang udah tidak dirin bodoh maka mau belajar bagai manapun pasti tetep bodoh” dijawab “betul kalau Allah takdirkan kamu bodoh, kamu belajar bagai manapun pasti bodoh tapi yang jadi pertanyaan tu dari mana kamu tahu kalau takdirmu itu bodoh ?” iya ga terus ada yang bilang “A kalau kita udah ditakdirin masuk neraka maka pasti masuk neraka” dijawab “betul, tapi yang jadi pertanyaan kamu tahu takdir mu neraka dari mana ? Tugas kamu itu beramal” itu perintah dari Nabi  beramal dan kalau kita beramal saleh terus menerus itu sudah menjadi sunnatullah Insya Allah nanti masuk surga gitu. Jadi takdir itu untuk diimani bukan untuk dipake logika nanti begini maka begini-begini maka bakalan hancur tu. Makanya kenapa para ulama melarang kita untuk berdepat masalah takdir terlalu panjang, karena unjung-ujungnya ga akan ngasih kepuasan. Kalau tahuid yang no 1 kita salah yaitu tidak meyakini keadilan dan kebijak sanaan Allah. Alhamdulillah...
Pemateri Abu Takeru
Ditulis oleh Iqbal Ramadhani